Dengan tidak bereaksi impulsif, kamu menunjukkan bahwa dirimu tidak mudah diprovokasi, yang secara tidak langsung memaksa orang lain untuk menghormatimu.
Selain itu, ketenangan memungkinkan kamu untuk berpikir lebih jernih dan memilih respons yang tepat. Ketika emosimu terkendali, kamu bisa lebih fokus pada solusi daripada memperburuk konflik.
Baca Juga:
Swedia Akhiri Era Digital dalam Pendidikan, Buku Cetak Kembali Jadi Andalan
Ini adalah langkah awal yang penting untuk menghadapi perlakuan buruk dengan kepala dingin.
2. Tetapkan Batasan yang Jelas
Orang-orang cenderung terus melakukan perlakuan buruk jika mereka merasa tidak ada konsekuensi. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan batasan yang jelas. Jelaskan apa yang kamu anggap tidak dapat diterima dan apa yang akan kamu lakukan jika batasan tersebut dilanggar.
Baca Juga:
WTO Menangkan Indonesia, Biodiesel Sawit Kini Diakui Dunia
Misalnya, jika seseorang sering berbicara kasar kepadamu, kamu bisa berkata, “Saya menghargai komunikasi yang baik, tetapi saya tidak akan menerima kata-kata kasar.
Jika itu terus terjadi, saya tidak akan melanjutkan percakapan ini.” Dengan menyampaikan batasan dengan tegas namun sopan, kamu menunjukkan bahwa kamu tidak akan mentolerir perlakuan buruk.
Batasan juga membantu orang lain memahami bagaimana mereka seharusnya bersikap terhadapmu. Jika mereka tetap melanggar batasan tersebut, jangan ragu untuk menindaklanjutinya. Ini bukan tentang menjadi agresif, tetapi memastikan bahwa hakmu untuk dihormati tidak dilanggar.