Sejak saat itu, Nasikah harus pindah-pindah tempat tinggal dan akhirnya mengontrak rumah kos sederhana.
Ketika kondisi fisiknya menurun dan tak bisa lagi berjalan, Nasikah dipindahkan ke rumah Fitriya di kawasan Mulyorejo.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Kematian Ibu-Anak dalam Toren, Pelaku Bujuk Korban dengan Ritual Penggandaan Uang
Namun masalah tak berhenti di sana. Rumah berukuran hanya 4x4 meter itu dihuni oleh lima kepala keluarga selama dua tahun.
“Lah di sana ibuku suka ngesot ke luar rumah sampai mau keluar jalan raya. Digendong balik lagi ke rumah, gitu terus,” kisah Fitriya lirih.
Sri Rahayu, anak pertama Nasikah, juga mengalami kondisi serupa. Ia tinggal bersama mertuanya dan tidak memiliki ruang yang cukup untuk merawat ibunya.
Baca Juga:
Modus Penggandaan Uang, Motif Pelaku Bunuh Ibu-Anak di Tambora Jakbar
Sementara itu, anak ketiga Nasikah telah meninggal dunia. Dengan semua keterbatasan itu, Fitriya dan adiknya sepakat mencari tempat yang layak bagi ibunya.
Upaya Menitipkan ke Lembaga Sosial Gagal
Pada 2024, Fitriya sempat mencoba menitipkan ibunya ke rumah sosial milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.