"Wow. Saya belum pernah melihat yang seperti ini di Antartika," kata ilmuwan es Universitas Colorado Ted Scambos, yang baru saja kembali dari ekspedisi ke benua itu.
"Bukan pertanda baik ketika Anda melihat hal semacam itu terjadi," kata ahli meteorologi University of Wisconsin, Matthew Lazzara.
Baca Juga:
BMKG Perkirakan Sebagian Besar Wilayah Sulawesi Utara Akan Mengalami Cuaca Ekstrem
Lazzara memantau suhu di Dome C-ii Antartika Timur dan mencatat 14 derajat F (-10 derajat Celcius) pada hari Jumat, di mana normalnya adalah -45 derajat F (-43 derajat Celcius).
"Itu suhu yang seharusnya Anda lihat di bulan Januari, bukan Maret. Januari adalah musim panas di sana. Itu dramatis," katanya.
Baik Lazzara dan Meier mengatakan, apa yang terjadi di Antartika mungkin hanya peristiwa cuaca acak dan bukan tanda perubahan iklim.
Baca Juga:
Siklon Tropis Yinxing Terpantau Dekati Indonesia, Ini Wilayah yang Terancam Cuaca Ekstrem
Tetapi jika itu terjadi lagi atau berulang kali maka itu mungkin sesuatu yang perlu dikhawatirkan dan bagian dari pemanasan global, kata mereka.
Suhu hangat Antartika pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post.
Benua Antartika secara keseluruhan pada hari Jumat sekitar 8,6 derajat F (4,8 derajat Celcius) lebih hangat dari suhu dasar antara 1979 dan 2000, menurut Penganalisis Iklim Universitas Maine, berdasarkan model cuaca Administrasi Atmosfer Kelautan Nasional AS.