Tahun 1986, Schultz akhirnya punya modal yang ia butuhkan untuk mewujudkan idenya. Kedai kopi pertamanya ia beri nama Il Giornale. Kedai kopi Schultz tidak hanya menawarkan kopi saja melainkan juga es krim. Kedainya juga menyediakan tempat duduk untuk menikmati kopi dan alunan musik khas Italia.
Dua tahun setelah kedai Il Giornale milik Schultz berdiri, manajemen Starbucks memutuskan untuk menjual unit bisnis Starbucks kepada Schultz senilai 3,8 juta dollar AS. Setelah menjadi pemilik Starbucks, Schultz kemudian mengganti nama Il Giornale menjadi Starbucks. Setelah itu, ia kemudian bekerja keras memperluas jaringan kedai kopi Starbucks ke seluruh wilayah Amerika Serikat. Pengalaman serta pengetahuan Schultz dibidang pemasaran membuat jaringan kedai kopi Starbucks berkembang dengan pesat.
Baca Juga:
PPAT Ungkap Perputaran Uang Narkoba Helen di Jambi Capai Rp1,1 Triliun
Pada tanggal 26 juni 1992, Starbucks resmi melantai di bursa saham membuat kekayaan Schultz terus meningkat. Schultz juga menulis buku Pour Your Heart Into It: How Starbucks Built a Company One Cup at a Time. Buku keduanya berjudul Onward: How Starbucks Fought for Its Life Without Losing Its Soul.
Sejak itu kedai kopi Starbucks terus menunjukan peningkatan yang pesat. Jaringannya terus tumbuh dibanyak negara. Namun pada tahun 2008, Starbucks yang berstatus sebagai jaringan kedai kopi raksasa di seluruh dunia goyah. Manajemen bekerja dengan profesional.
Hingga kemudian Howard Schultz kembali menjabat sebagai CEO Starbucks. Schultz kemudian menutup beberapa kedai Starbucksnya sebagai langkah antisipasi. Selain itu, ia juga rajin memberikan pelatihan ke karyawannya mengenai kemampuan dasar pengelolaan kopi.
Baca Juga:
2 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Bekasi
Setelah memgakuisisi saham Starbuck, ia lalu secepatnya mengembangkan bisnis dengan membuka gerai baru di luar Seattle ke seluruh dunia. Karena popularitas Starbucks yang cepat, Schultz berada di bawah tekanan untuk memulai lebih banyak toko secepat mungkin . Sejak itu Starbuck terus tancap gas ekspansi.
Pada tahun 2013 ia mengambil alih seluruh operasi Starbuck di dunia dengan fokus baru dalam membuka toko di negara-negara Asia Selatan dan Amerika Selatan. Starbucks populer untuk menjual berbagai jenis kopi tetapi juga menjual minuman dingin dan panas lainnya, sandwich, kue kering, dan makanan ringan.
Starbucks juga berfokus untuk membuat produk lebih spesifik dengan budaya dan cita rasa lokal. Jadi juga menjual buku, musik, film dan es krim sesuai ketersediaan lokal.