Dari menjual biji sangrai di tahun 1970-an hingga memiliki pendapatan bersih lebih dari $1 miliar memang merupakan pencapaian yang luar biasa. Howard Schultz telah berkontribusi pada strategi pertumbuhan agresif yang telah berhasil diikuti Starbucks untuk mencapai posisinya saat ini. Kini bisnis Starbuck terus berkembang.
Salah satu pelajaran dari Starbuck, terkadang dibutuhkan orang yang berbeda antara yang jago soal cita rasa menu dan orang yang ahli mengurusi pemasaran dan bisnis. Starbuck, bila masih dipegang tiga pendirinya saja, belum tentu bisa menjadi pemain dunia. Ia mungkin menjadi pemain yang masih eksis tapi hanya di kota tertentu di Amerika.
Baca Juga:
PPAT Ungkap Perputaran Uang Narkoba Helen di Jambi Capai Rp1,1 Triliun
Dalam berbagai bisnis, butuh kehadiran orang seperti Howard Schultz yang secara teknis mungkin ia tidak tahu sangat detil soal aroma kopi yang spesific, tapi ia tahu bagaimana membuat bisnisnya menjadi besar sehingga bisa terus berkembang, tidak mati dalam satu generasi. Ya, dalam bisnis memang butuh sinergi antara sejumlah tim manjemen dengan kompetensi yang saling melengkapi. Salam sukses. [JP]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.