Pendaratan
di permukaan planet Mars bisa dikatakan merupakan pekerjaan yang jauh lebih
sulit.
Wahana
antariksa harus menggunakan perisai untuk melindungi dari panas yang membakar
saat memasuki atmosfer Mars dan menggunakan roket retro serta parasut untuk
memperlambat pendaratan.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Parasut
dan roket pun harus dikerahkan pada waktu yang tepat supaya mendarat di tempat
yang ditentukan.
Selanjutnya
wahana akan melayang sekitar 100 meter di atas permukaan untuk mengidentifikasi
rintangan sebelum mendarat dengan empat kaki penyangga.
"Setiap
langkah hanya memiliki satu kesempatan dan semuanya saling berkaitan. Jika ada
kekurangan maka pendaratan akan gagal," ungkap Geng Yan, pejabat
Administrasi Luar Angkasa Nasional China, kepada Xinhua, seperti dikutip dari Phys,
Senin (17/5/2021).
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Prestasi
ini pun mendapatkan respon positif dari berbagai pihak, salah satunya adalah
Associate Administrator NASA, Thomas Zurbunchen, yang memberikan ucapan selamat melalui cuitannya di media
sosial.
"Bersama komunitas sains global, saya
menantikan kontribusi penting yang akan diberikan misi ini bagi pemahaman umat
manusia mengenai Planet Merah," tulis Zurbunchen.
Zhurong diperkirakan akan menjalankan
misinya selama 90 hari untuk mencari bukti kehidupan di Mars.