Menurut Newsweek, Ted Miracco, CEO firma keamanan siber Approov, menjelaskan bahwa kode PNR digunakan oleh maskapai di seluruh dunia untuk memudahkan proses check-in, pemeriksaan keamanan, dan imigrasi.
Meski informasi lengkap tidak tersedia dalam kode PNR, data yang terkandung di dalamnya masih cukup berisiko jika jatuh ke tangan yang salah.
Baca Juga:
PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) salurkan sejumlah bantuan kemanusiaan ke beberapa titik bencana alam di Sumatera Utara. Bantuan ini meliputi sembako, obat-obatan, baju layak pakai
Miracco juga mengingatkan bahwa penumpang sering tidak diberi tahu tentang kode PNR ini, sehingga mereka cenderung tidak menyadari bahayanya.
Informasi dalam PNR, seperti nomor telepon, email, dan informasi pembayaran, bisa dimanfaatkan untuk mengubah pemesanan atau membatalkan tiket. Bahkan bisa digunakan untuk mengakses akun frequent flyer atau mentransfer mil.
Untuk mengurangi risiko, John Rose, kepala bagian risiko untuk ALTOUR, perusahaan manajemen perjalanan, menyarankan agar penumpang menggunakan boarding pass elektronik dan membagikannya hanya jika diperlukan.
Baca Juga:
INALUM Bersama Komisi XII DPR RI dan BUMN Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Sumatera Utara
Jika harus menggunakan boarding pass cetak, pastikan untuk merobeknya setelah kembali ke rumah.
Selain itu, penumpang disarankan untuk tidak mengunggah foto boarding pass di media sosial, karena ini dapat membuka celah bagi kejahatan siber.
Robinson Jardin, kepala media sosial untuk NordVPN, mengingatkan bahwa barcode pada boarding pass berisi banyak informasi yang bisa digunakan oleh peretas.