Persis sama dengan Pak Harto, pasti
sama-sama terkenang nikmatnya memukul beduk di beranda masjid yang terbuka,
meski sederhana.
Masjid ternyata bekal pembangunan masa
depan. Jadi, masjid ternyata kenangannya lebih mengena dari jalan tol yang
katanya akan dibangun di sebelah utara kampung kecil saya.
Baca Juga:
Berbagi Saat Ramadan, Mendag: Puasa Melatih Empati dan Kesalehan Sosial
Masjid kampung dan beduk yang dipukul
bertalu usai Tarawih dan tengah malam selalu mengundang rindu.
Apa bedanya dengan jalan tol?
Baru dengar rencananya dan melihat
orang memakai topi proyek berwarna kuning datang membawa alat ukur lahan saja,
saudara saya di kampung kontan ribut bukan main.
Baca Juga:
PLN UP3 Cengkareng Jamin Pasokan Listrik Aman Saat Ramadhan
Banyak yang menangis karena ketakutan
lahan sawahnya akan hilang dan rumahnya harus pindah.
Alhasil, saya hanya termangu.
Beginikah yang dimaksud pembangunan? (Muhammad
Subarkah, Jurnalis
"Republika")-qnt