Masyarakat Jawa biasa menyebutnya sebagai kentang hitam atau kentang Jawa. Berbeda dengan di Sumatera yang masyarakatnya lebih akrab dengan sebutan kentang Belanda, dan di Bali sebagai kentang ireng.
Tanaman ini sudah dibudidayakan sejak ratusan tahun lalu sebagai bahan pangan alternatif sebelum beras dan kentang (Solanum tuberosum) populer.
Baca Juga:
Trik Pelihara Tanaman Ubi Ungu agar Umbinya Jumbo
2. Ciri dan karakteristik
Dinamakan kentang jembut, karena ada serabut halus pada kulit kentangnya. Ukurannya jauh lebih kecil daripada kentang pada umumnya. Lebih seperti perdu kecil dengan batang agak berkayu.
Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau dengan tepi bergerigi halus. Umbinya berukuran kecil sekitar 2-5 cm.
Baca Juga:
Tips Menanam Bit di Dataran Tinggi agar Hasilnya Berlimpah
Umbinya berbentuk bulat atau lonjong, kulit cokelat kehitaman, dengan daging berwarna putih kekuningan. Rasanya sedikit manis dan pulen setelah dimasak.
3. Nutrisi dan manfaat
Dalam 100 gram kentang jembut terdapat 20-25 gram karbohidrat, 2,5 gram protein, 0,5 gram lemak, 20 mg vitamin C, 3 gram serat pangan, dan mineral penting seperti kalium, zat besi, dan magnesium.