WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pembatasan sosial selama pandemi Covid-19 membuat penggunaan aplikasi kencan daring meningkat drastis. Secara global, jumlah pengguna naik dari 283,5 juta pada 2019 menjadi lebih dari 366 juta pada 2023.
Tren serupa juga terjadi di Indonesia, dengan angka pengguna bertambah dari 3,5 juta di 2019 menjadi 4,6 juta pada 2024.
Baca Juga:
Begini Cara Aktifkan M-Banking BCA Terblokir Tanpa Harus ke Bank
Namun, di balik kemudahan mencari pasangan melalui fitur interaktif aplikasi ini, ada berbagai risiko yang mengancam, terutama bagi perempuan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Paulus Angre Edvra, dosen Universitas Katolik Soegijapranata, bersama dua mahasiswanya, mengungkap tiga bahaya utama yang sering dialami perempuan pengguna aplikasi kencan daring: penguntitan, pencurian identitas untuk pinjaman online, dan teror mistis.
"Dalam penelitian ini, kami memilih lima perempuan dari generasi Z sebagai subjek. Perempuan dipilih karena mereka lebih rentan menjadi korban kejahatan siber di aplikasi kencan daring, sementara generasi Z merupakan kelompok yang paling aktif di media sosial," tulis Paulus dalam risetnya yang dikutip dari The Conversation, Sabtu (1/3/2025).
Baca Juga:
Berikut Ciri-ciri Ponsel Telah Disadap Pinjol Ilegal dan Cara Mengatasinya
1. Dikejar Penguntit
Beberapa perempuan dalam penelitian ini mengalami tindakan penguntitan yang mengganggu keamanan dan privasi mereka.
Seorang mahasiswi berusia 19 tahun mengalami ancaman setelah pelaku mencuri salah satu fotonya yang berpose seksi.