Aksi anak buahnya itu membuat Suryo
Prabowo marah besar. Pasalnya, apa yang akan dilakukannya terhadap Amin sudah dipikirkan Suryo Prabowo secara sadar.
Selain tak ingin melihat Amin
menderita lebih lama, Suryo Prabowo juga memperhitungkan sejumlah kemungkinan.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Maka, saking kesalnya, pria kelahiran Semarang, 15 Juni 1954, itu pun menghardik
salah satu anak buahnya.
"Saya tahu, monyong! Kalian sadis, tahu enggak. Sekarang sudah menjelang gelap. Tidak mungkin ada
helikopter mau mengevakuasi Kopral Amin. Perjalanan kita ke kendaraan yang
membawa kita tadi lebih dari dua jam," kata Suryo Prabowo.
"Dari sana, ke rumah sakit Vila
Salazar, Baucau, perjalanan memakan waktu lima jam. Tega kamu menyiksa temanmu yang sekarat," ujarnya.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Akan tetapi, seorang prajurit lainnya
kembali membisiki Suryo Prabowo. Prajurit itu mengerti keinginan komandannya.
Meski begitu, anak buah Suryo Prabowo itu tidak
ingin komandannya mendapat dosa besar karena membunuh anak buah sendiri, yang faktanya belum tewas.
"Kami mengerti, Komandan. Namun, itu
berdosa bila Komandan lakukan," ucap anak buah
Suryo Prabowo.