Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik,
Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik.
Produksi kelapa sawit lebih tinggi jika ditanam di daerah bertanah Podzolik
jika dibandingkan dengan tanah berpasir dan gambut. (Sudarminto Setyo Yuwono, 2015)
Nama latin dari kelapa sawit adalah Elaeis guineensis jacq,
sedangkan secara internasional kelapa sawit lebih dikenal dengan nama African
Oil Palm. Berikut merupakan klasifikasi dari kelapa sawit, Kingdom:
Plantae; Sub Kingdom: Viridiplantae;
Infra Kingdom: Streptophyta; Super Divisi: Embryophyta; Divisi: Tracheophyta;
Sub Divisi: Spermatophytina; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Arecales; Family:
Arecaceae; Subfamili: Cocoideae; Genus:
Elaeis jacq; Spesies: E.guineensis jacq.
Baca Juga:
Di WTO, RI Berhasil Buktikan Tindakan Diskriminasi Uni Eropa atas Minyak Sawit dan Biofuel Berbahan Baku Kelapa Sawit
Indonesia membudidayakan beberapa varietas tanaman kelapa
sawit yang dapat memberikan nilai ekonomi tinggi untuk negara. Varietas utama
yang dibudidayakan antara lain, E.guineensis dan E.oleifera.
Pada umumnya dari kedua jenis kelapa sawit ini memiliki
keunggulan masing-masing namun yang sering dibudidayakan di Indonesia adalah
E.Guineensis.
Keunggulan yang dimiliki oleh E.guineensis adalah
produksivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman minyak nabati
lainnya. Sedangkan keunggulan dari jenis E.oleifera adalah bentuk fisik yang
lebih rendah yaitu berdasarkan pada ukuran dan tinggi pokok tanaman.
Baca Juga:
Bergabung dengan BRICS, Pengamat: Indonesia Bakal Dapat Keuntungan Baru
Dilihat dari ketebalan cangkang buah kelapa sawit dapat
dibedakan menjadi tiga jenis tanaman yaitu :
a.Dura merupakan kelapa sawit yang memiliki buah dengan
cangkang tebal, dan memiliki kandungan
minyak kurang lebih 18% setiap tandan.