WahanaNews.co | Pulau Lantigiang di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, dikabarkan
telah dijual.
Kepolisian Resor Kepulauan Selayar
telah mengagendakan pemeriksaan terhadap pelaku penjualan pulau tersebut.
Baca Juga:
Bantah Terlibat Pemalsuan Akta, Ini Penjelasan Pembeli Pulau Lantigiang
Masuk dalam kawasan Taman Nasional
Taka Bonerate, Pulau Lantigiang yang dijual tersebut tepatnya berada di Desa
Jinato, Kecamatan Takabonerate.
Lalu, seperti apa sih pulau yang sedang ramai diperbincangkan tersebut?
Ternyata, Pulau
Lantigiang memiliki pesona yang enggak kalah dibanding pulau lain di Indonesia.
Baca Juga:
Heboh Penjualan Pulau Lantigiang, Bupati Selayar Kumpulkan Kades
Mari kita intip keindahan Pulau Lantigiang tersebut, dikutip dari berbagai sumber.
Pulau tak Berpenghuni
Lantigiang merupakan pulau yang tidak
berpenghuni. Karena belum terjamah, pulau ini masih sangat alami. Selain
bisa melihat hamparan pasir pantai putih, di sini air lautnya juga masih sangat
jernih.
Banyak Ikan Pari
Uniknya, di bibir pantai pulau ini
terdapat banyak ikan pari. Ikan yang memiliki 300 lebih spesies ini biasanya
tersebar di perairan tropis, subtropis, dan antartika. Tapi, hati-hati, meski memiliki bentuk yang unik, sengatan ikan pari
mengandung racun yang mematikan.
Habitat Penyu
Pulau Lantigiang pun dikenal sebagai tempat atau habibat berkembang biak penyu.
Merujuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pulau Lantigiang tercatat
sebagai habibat penyu untuk bertelur.
Tercatat,
pada Maret 2020,
ditemukan sekitar 94 butir telur jenis Penyu Sisik.
Sunadi Buki,
selaku Pengendali Ekosistem Hutan Resort Jinato, menjelaskan, telur-telur
tersebut menetas dalam waktu 2-3 minggu.
Taman Nasional Taka Bonerate
Pulau Lantigiang masuk ke dalam
kawasan Taman Nasional Taka Bonerate.
Sejak 2005, Taman Nasional ini telah
didaftarkan ke UNESCO, untuk menjadi Situs Warisan Dunia.
Total, ada 15 pulau di Taman Nasional
Taka Bonerate, termasuk pulau Lantigiang ini.
Maka dari itu, tak perlu diragukan,
pulau-pulau di sini sangat bagus untuk diving,
snorkeling, dan melakukan wisata
bahari lainnya.
Topografi di kawasan ini juga sangat
unik dan menarik.
Menjadi kawasan dengan atol terbesar
ketiga di dunia, atol di sini terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang
dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, yang membentuk pulau-pulau dengan
jumlah yang cukup banyak.
Sedangkan pada bagian permukaan rataan
terumbu, ada banyak kolam kecil yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang.
Pada saat air surut, akan terlihat
jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam
kecil. [qnt]