Melihat apa yang ditampilkan oleh Apriyani dan Greysia,
nampak bahwa revolusi mental yang ditanamkan Eng Hian pelatihnya, telah
menghadirkan kekompakan Apriyani-Greysia. Jiwa pasangan ganda itu sepertinya
menyatu. Hal tersebut nampak dari pola permainan yang menuntut satunya pikiran
dan tindakan. Hanya dengan kedipan mata atau pun ekspresi gerakan tubuh di
antara mereka, seluruh reflek motorik nampak senada seirama dan lahirlah
kerjasama yang begitu baik, sehingga mampu menumbangkan pasangan ganda dari
Cina, Qing Chen Chen dan Yi Fan Jia.
Baca Juga:
Tanggapi Pesimisme Surya Paloh, PDI-P Ingatkan Potensi Kejutan Politik Anies
Tidak mudah mengalahkan pasangan Cina. Terlebih sebagai
bangsa, Cina baru menampilkan kekuatan hegemoni dunia baik oleh kekuatan
perekonomian, militer, budaya dan juga olah raga. Kekuatan hegemoni Cina
dipastikan menggelorakan semangat para atlitnya untuk tegak berdiri penuh
bangga. Namun di tengah-tengah menguatnya hegemoni Cina tersebut,
Apriyani-Greysia tetap mampu menjaga kehormatan bulu tangkis sebagai salah satu
lambang supremasi olah raga Indonesia.
Baca Juga:
Babinsa Koramil 420-07/Sungai Manau Kodim 0420 Sarko Jambi Lakukan Patroli Karhutla Dan Sosialisasi Di Wilayah Binaan
Di tengah kegembiraan atas kemenangan tsb, sudah sepantasnya
kita merenungkan, bagaimana agar semangat menjadi juara tersebut terus bergema
dan melahirkan inspirasi bagi seluruh anak bangsa untuk mengejar prestasi.
Prestasi dalam seluruh aspek kehidupan: olah raga, penguasaan ilmu pengetahuan,
musik, tari-tarian dll. Prestasi yang sama juga dirindukan oleh seluruh bangsa,
bagaimana Indonesia memiliki kesebelasan sepak bola yang handal dan mampu
menjebol pertahanan lawan.
Tidak berlebihan jika dari kemenangan ganda buku tangkis
tsb, seluruh komponen bangsa dapat tergugah kesadarannya untuk membangun mental
juara di seluruh aspek kehidupan, termasuk bagaimana agar Indonesia bisa
menjadi pemimpin diantara bangsa-bangsa di dunia. Pertanyaaannya, apakah hal
tsb sebagai hal yang berlebihan, ketika kemenangan Apriyani dan Greysia
dijadikan daya semangat bagi kepemimpinan Indonesia untuk dunia? Jawabannya
adalah tidak. Bung Karno pun ketika sedang menebar benih-benih nasionalisme
pada tahun 1930an sering menggunakan kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun
1905. Oleh Bung Karno, guna
membangkitkan rasa percaya diri bahwa bangsa Asia yang diwakili Jepang mampu
mengalahkan hegemoni bangsa Eropa, maka kemenangan Jepang atas Rusia tersebut
dipakai sebagai energi bagi kebangkitan nasionalisme dan semangat perjuangan
seluruh bangsa Indonesia untuk merdeka.