WahanaNews.co | Sebagai negara yang pernah jadi koloni Belanda, tak heran jika sejumlah warisan kuliner Indonesia melebur dengan aneka penganan asal negeri kincir angin tersebut.
Bahkan tak sedikit makanan Indonesia yang merupakan hasil adaptasi dari masakan Belanda. Misalnya kue spekkoek, kroket yang diadaptasi dari kroketten atau annanas taart yang berubah menjadi kue kering nastar.
Baca Juga:
Harga Daging Sapi di Sampit Tembus Rp180 ribu Pada H-1 Lebaran 2024
Bahkan ayam yang disuwar-suwir ternyata warisan Belanda. Menurut buku Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-1942 karya Fadly Rahman, ayam suwar-suwir berasal dari bahasa Belanda zwartzuur. Begitu juga dengan semur yang ternyata berasal dari negeri tulip. Bagaimana ceritanya?
Teori Sejarah Semur Indonesia
Baca Juga:
Daging Sapi Alami Kelonjakan Harga di Sigi
Meskipun bercitarasa lokal, ternyata sejarah semur bisa ditelusuri sampai ke kuliner Belanda. Menurut The Javanese, istilah semur berasal dari bahasa Belanda smoor(rebusan) atau smoren(merebus).
Sejarah memang menyebut daging kerbau dan kambing berbumbu yang direbus sudah dikenal sejak abad 9, tercantum di relief-relief candi di nusantara. Namun apakah olahan daging ini sama dengan semur yang dikenal sekarang masih belum diketahui.
Di negara asalnya, smoor adalah daging yang direbus bersama tomat dan bawang dalam waktu lama. Masakan ini dibawa ke Indonesia lewat dapur di kediaman para petinggi dan para nyai yang mereka peristri.