WahanaNews.co | Dewasa ini,
masyarakat seolah kembali melirik sektor pertanian. Demam bertani juga melanda
banyak masyarakat di kawasan perkotaan, melalui budidaya urban farming.
Urban farming
adalah sebuah konsep memindahkan pertanian konvensional menjadi pertanian
perkotaan. Salah satu bentuk praktiknya adalah dengan sistem hidroponik.
Baca Juga:
BAP Saksi Puji Hartanto, Ungkap Firli Pernah Minta Rp50 Miliar ke SYL
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menilai, pertanian perkotaan sangat potensial di tengah pandemi Covid-19.
Pemanfaatan pekarangan membuat keluarga perkotaan dapat memenuhi
pangan sendiri dan berpotensi menghasilkan pendapatan.
"Saat ini,
produksi hortikultura meningkat signifikan, ditambah dengan adanya urban farming. Laporan dari Dinas Pertanian Jawa Tengah, penjualan
benih horti meningkat sampai lima kali lipat. Masyarakat punya hobi baru, menanam benih (hortikultura) di rumah," kata
Dirjen Hortikultura,
Prihasto Setyanto,
saat launching "Sayur Supermini" atau Microgreen
Kit, di Purwakarta, Rabu (21/10/2020).
Baca Juga:
Kementan Buka Beasiswa SDM Sawit Untuk 3.000 Orang
Bagi Anton, meningkatnya minat masyarakat perkotaan bertanam
hortikultura merupakan kabar yang cukup menggembirakan.
Dengan demikian, kebutuhan gizi masyarakat akan sayuran dan
berbagai komoditi hortikultura lainnya bisa tercukupi dari lahan di sekitar
rumah.
"Nilai Tukar Pertanian (NTP), secara keseluruhan, naik menjadi 101,66. Tapi, untuk hortikultura, menurun 97-98. Ini karena
meningkatnya urban farming, sehingga kebutuhan sayur bisa tercukupi dari
rumah," katanya.