Saat berada di pesawat, tubuh harus menyesuaikan diri dengan cepat untuk berada di atas ketinggian puluhan ribu kaki. Inilah alasan mengapa kabin diberi tekanan untuk meminimalisir efek berada di ketinggian, tapi hal ini juga bisa membebani tubuh.
Tekanan di kabin bisa membuat traveler seperti berada di Pegunungan Rocky atau Machu Picchu dengan ketinggian antara 6.000 dan 8.000 kaki. Saat berada di ketinggian, udara juga jauh lebih tipis sehingga oksigen lebih sedikit dari pada di darat.
Baca Juga:
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Bali Batalkan 90 Penerbangan Dalam Sehari
Di kabin, saat berada di ketinggian, traveler bisa merasakan tekanan telinga hingga merasa sedikit kembung karena perubahan tekanan menyebabkan gas di dalam perut dan usus mengembang.
3. Stres
Menurut klinik Cleveland, mungkin ada beberapa faktor stres seperti berusaha untuk tiba di bandara tepat waktu, berjuang melewati keamanan dan menemukan gate di mana akan menaiki pesawat hingga berada di antara banyak orang. Hal ini mungkin bisa membuat traveler merasa kurang nyaman saat berada di kursi saat akan melakukan perjalanan jarak jauh.
Baca Juga:
Otoritas Bandara Palu Buka Rute Baru Palu-Surabaya untuk Mudahkan Mobilitas
4. Terkena virus/kuman
Sistem penyaringan udara di pesawat memang cukup canggih akhir-akhir ini dan bisa membantu menyaring kuman dan virus. Namun tetap saja, traveler bisa terpapar kuman dan virus dari orang-orang sekitar atau benda-benda yang tersentuh di bandara.
"Kami bisa menangkap sesuatu dari penumpang lain yang batuk, bersin atau bahkan hanya bernapas," kata Matthew Goldman dari Cleveland Clinic.