Turbulensi sedang jarang terjadi, guncangannya lebih besar, hingga minuman tumpah. Turbulensi parah sangat jarang terjadi, jika terjadi dapat melukai penumpang atau awak pesawat yang tidak duduk di kursi.
Sedangkan turbulensi ekstrem hampir tidak pernah dialami, biasanya menyebabkan gerakan hebat di dalam kabin dan pesawat hilang kendali.
Baca Juga:
Langit Berlubang Hebohkan Warga Jember, Ahli Klimatologi Ungkap Bahayanya
Turbulensi parah paling sering terjadi saat badai petir. Namun hal ini dapat dhindari dengan teknologi canggih prakiraan cuaca pesawat.
Saat terjadi turbulensi, pilot dapat berkomunikasi satu sama lain di udara. Jadi pilot dapat meneruskan pesan ke pesawat yang terbang di belakangnya.
Pesawat lain pun dapat mengubah jalurnya untuk mendapatkan udara yang lebih lancar. Jika turbulensi tidak dapat dihindari, kapten akan meminta penumpang dan pramugari memasang sabuk pengaman.
Baca Juga:
Inilah 10 Rute Penerbangan dengan Turbulensi Terberat di Dunia
Saat ini, lembaga-lembaga penelitian seperti NASA, Pusat Penelitian Atmosfer Nasional (NCAR), dan Universitas Wisconsin sedang mengembangkan sistem deteksi canggih untuk memprediksi area turbulensi udara.
Program ini mengombinasikan data satelit, model cuaca komputer, dan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi secara akurat daerah yang berpotensi terjadi turbulensi.
Sedangkan bagi penumpang yang merasa cemas ketika pesawat mengalami turbulensi, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meredakan kekhawatiran: