“Gini, saya ketipu sama Netflix. Syuting sutradaranya namanya Rob Sixsmith. Saya enggak dapat apa-apa dari dia, cuma dia minta tolong untuk saya jawab tapi kenyataannya apa? Yang dia tayangkan itu enggak sesuai dengan kenyataan yang ada,” lanjut Edi.
“Jangan lah dengerin Netflix, itu penipu. Jahat dia. Mending kita dibayar, udah enggak dibayar, gratis, menjelek-jelekin polisi. Jahat kan. Negara kita lagi mau ada Pemilu, pak Jokowi pusing lah nanti,” jelasnya.
Baca Juga:
Jessica Wongso Disebut Jaksa Manfaatkan Film Dokumenter Tarik Simpati Publik
Edi Darmawan kembali mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak perlu menonton film dokumenter Ice Cold.
Meski dirinya menjadi narasumber, tapi menurutnya film dokumenter itu menunjukkan sesuatu yang tidak benar sesuai fakta.
“Jangan sampai terkecoh oleh Netflix. Saya ingatkan. Jangan nonton Netflix. Sandy (kembaran Mirna) di Jerman juga kaget. Netflix mohon dilupakan saja karena dia bikin sampah, enggak benar,” kata Edi.
Baca Juga:
Pakar Hukum Pidana Komentari Soal Pembebasan Bersyarat Jessica Wongso
Pernyataan Edi Darmawan mengenai Netflix mendapat kontra dari netizen. Mereka mempertanyakan apakah yang Edi sampaikan dalam film dokumenter itu dipertanyakan.
“Kalau peristiwa ini dibuat dalam film dan melibatkan aktor dan aktris sebagai pemeran mungkin saja bisa dibilang penipu karena tidak diketahui original ceritanya, namanya juga film TAPI ini adalah dokumenter dan dilakukan dengan wawancara dari jurnalis yang mana NARASUMBERNYA sendiri adalah orang orang yang menangani kasusnya JESSICA baik itu JPU, SAKSI, PENGACARA, KELUARGA dan salah satunya adalah PAK EDI. jadi kalau bapak mengatakan jangan dengarkan NETFLIX KARENA PENIPU berarti apa yang BAPAK dan tim JAKSA PENUNTUT UMUM (JPU) sampaikan di NETFLIX juga adalah bohong dong?” tulis salah satu netizen.
“Ditinggu pelaporannya kepada Netflix supaya bisa diproses di luar negeri atau sekalian dunia supaya banyak yang melihat bagaimana penegakan hukum di Indonesia, kalau tidak dibayar malah bagus kenetralannya, dan akuratan datanya, karena dokumenter harus seakurat mungkin,” tulis lainnya.