WahanaNews.co |
Ingin punya penghasilan besar, seorang penjaga SMP di Samarinda, Kalimantan
Timur, Heriyanto (47), nekat buka usaha pil koplo. Dia menjual sebidang tanah
miliknya, dan uangnya dibelanjakan alat pencetak narkoba. Setelah mencetak
ribuan pil terlarang di gudang sekolah, Heryanto akhirnya ditangkap polisi.
Baca Juga:
Rehabilitasi Puluhan Gedung Sekolah di DKI Tahun 2024 Terancam Tidak Selesai
Heriyanto ditangkap di Jalan Aminah Syukur, Samarinda, Sabtu
(28/11/2020) sekitar pukul 20.00 Wita di sekolah tempatnya bekerja. Saat
melakukan penggeledahan, polisi menemukan peralatan produksi narkoba di gudang
sekolah.
Kasat Narkoba Polresta Samarinda AKP Andika Dharma Sena
mengatakan Heriyanto membeli alat pencetak narkoba itu dari Jakarta. Ia
memproduksi ribuan pil koplo atau dobel L di gudang sekolah. Polisi pun menyita
peralatan produksi, bahan-bahan, dan ribuan butir pil koplo dari tangan
Heriyanto.
"Informasi awal, alat-alat ini digunakan untuk
memproduksi dobel L," kata Andika.
Baca Juga:
Polres Nias Ringkus 5 Orang Komplotan Pembobol Sekolah, 3 di Antaranya Anak Bawah Umur
Polisi juga masih melakukan pemeriksaan terhadap kandungan
dari bahan-bahan yang ditemukan. Pemeriksaan juga akan dilakukan di
laboratorium.
"Itu kita pastikan lagi. Awalnya, memang untuk
pembuatan dobel L. Tapi, kira harus tes lagi di laboratorium," ujarnya.
Andika menyebut Heriyanto sudah menjadi wakar SMP selama 5
tahun. Ia memanfaatkan situasi belajar dari rumah saat pandemi COVID-19 hingga
sekolah tutup saat melancarkan aksinya mencetak ribuan pil koplo itu.
"Dia ini, mendapatkan bahan-bahan produksi dari kiriman
Jakarta. Ini masih awal, kami sedang dalami keterangannya. Kemudian, ada 1
orang lagi temannya, perannya apa, itu sedang kami telusuri," ungkap
Andika.
"Informasi awal, alat-alat ini digunakan untuk
memproduksi dobel L," kata Andika.
Polisi juga masih melakukan pemeriksaan terhadap kandungan
dari bahan-bahan yang ditemukan. Pemeriksaan juga akan dilakukan di
laboratorium.
"Itu kita pastikan lagi. Awalnya, memang untuk
pembuatan dobel L. Tapi, kira harus tes lagi di laboratorium," ujarnya.
Andika menyebut Heriyanto sudah menjadi wakar SMP selama 5
tahun. Ia memanfaatkan situasi belajar dari rumah saat pandemi COVID-19 hingga
sekolah tutup saat melancarkan aksinya mencetak ribuan pil koplo itu.
"Dia ini, mendapatkan bahan-bahan produksi dari kiriman
Jakarta. Ini masih awal, kami sedang dalami keterangannya. Kemudian, ada 1
orang lagi temannya, perannya apa, itu sedang kami telusuri," ungkap
Andika.
Sementara itu, Heriyanto mengaku menitipkan uang kepada
temannya untuk membeli alat pencetak narkoba tersebut. Alat itu baru
diterimanya pada Oktober 2020 lalu.
"Saya titip uang kepada teman saya untuk membeli alat
itu, dan bulan Oktober kemarin datang," kata Heriyanto.
Dengan alat tersebut, Heriyanto mengaku bisa mencetak 300
butir pil koplo per hari. Namun demikian, Heriyanto menyebut ia belum
memasarkan pil hasil produksinya itu sama sekali lantaran ribuan butir pil itu
dibawa oleh rekannya yang kini dalam kejaran polisi.
"Saya nggak tahu, semua dibawa oleh Pr, Pak. Saya tidak
tahu dibawa kemana. Saya cuma buat aja, dan saya tidak tahu dibawa kemana yang
sudah dibuat," ujarnya.
Heriyanto kini dibawa ke Polresta Samarinda bersama barang
bukti ribuan pil koplo dan alat cetak narkoba yang disita. Ayah 4 anak itu
terancam melanggar UU No 35 Tahun 2009 dengan ancaman 5 tahun penjara. [qnt]