WahanaNews.co, Subang - Kasus pembunuhan di Subang kian terang benderang.
Berdasarkan penelusuran polisi, tersangka pembunuhan ibu-anak yakni Tuti dan Amalia, ternyata memiliki utang yang fantastis.
Baca Juga:
Kemah Bakti Harmoni Beragama III tahun 2024, Badruzaman: Sisingaan Subang Meriahkan Acara
Yosef disebut berjanji akan membayar utang pribadinya menggunakan dana BOS dari Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Namun belum sempat dibayar, Yosef melah mendekan di penjara setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Utang Yosef terbongkat usai muncul orang yang menagih pada Yoris Raja Amarullah, anak Tuti.
Baca Juga:
Sejumlah Bukti-Bukti Terungkap, Sopir Bus Rombongan SMK Depok Jadi Tersangka
Orang tersebut mendatangi rumah dan bertemu istri Yoris.
"Ditelepon sama istrinya, katanya nagih utang pak Yosef," ungkap pengacara Yoris, Leni Anggraeni dikutip dari Youtube Diskursus Net.
Nominal utang Yosef pun terbilang fantastis, yakni sebesar Rp 55 juta.
Dari surat perjanjian, Yosef meminjam uang pada tanggal 6 Maret 2023, dan berjanji melunasi tahun 2024 dengan termin bulan Oktober 2023.
"Saya baca di perjanjian surat pernyataan utangnya," kata Leni.
Alasan orang tersebut menagih utang pada Yoris, karena Yoris sekarang ini menjabat sebagai kepala sekolah di Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Pasalnya, Yosef menjajikan membayar utang menggunakan dana BOS.
"Alasannya menagih ke Yoris karena tersangka Y sudah dipenjara akhirnya nagih ke Yoris. Karena Yoris memegang sekolah yang mencairkan uang di sekolah, karena Y janji bayar utang dengan dana BOS. 'Dana BOS bukan untuk bayar utang itu buat operasional sekolah'," ungkap Leni, menirukan ucapan Yoris.
Melansir Tribunnews, pascakasus pembunuhan, Yosef langsung menjabat sebagai ketua Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Yosef menggeser Yoris yang awalnya ketua yayasan, kini menjadi kepala sekolah.
Ia juga sempat menunjuk Danu menjadi bendahara demi mencairkan uang sebesar Rp 200 juta sesaat setelah pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Yosef beralasan meminjam uang sebesar Rp 55 juta untuk membayar kuliah Amel
"Bekas apa ? katanya bekas kuliah Amel, ini kan ada kecurigaan saya. Lucunya itu buat kuliah Amel, Amel kan udah meninggal 2021 ini Hutangnya 2023 Maret. Apa iya ini uangnya untuk kuliah orang yang meninggal," kata Leni.
Penagih utang bahkan sampai melontarkan ancaman.
Ia mengancam akan membongkar borok sekolah bila utang Yosef tak dilunasi.
"Sampai ada yang mengancam, 'Saya bongkar sekolah bahwa yayasan bapakai dana BOS sedangkan siswanya sedikit'. Yoris gak takut, 'Silahkan aja, saya punya pertanggungjawabannya," kata Leni Anggraeni.
Yoris sendiri menolak membayarkan utang ayahnya.
Ia justru berharap bila memang terbukti bersalah agar ayahnya dihukum mati.
"Jangankan mau bayar Hutangnya, yang ada juga kalau bisa dihukum mati. Boro-boro mau bayarin utang," kata Leni.
utang ini pun menjadi kecurigaan Yoris atas alokasi dananya.
"Uang Rp 55 juta ini untuk apa nih ?" katanya.
Kecurigaan lain adalah penagih utang mengaku tetangga Yosef di Cijengkol.
Bila memang benar mengapa tidak menagih sebelum Yosef dipenjara.
"Orang ini tetangganya di Cijengkol. Selama ini kemana saja, kenapa nagihnya gak ke sana (rumah Yosef dan istri muda)," katanya.
Selain itu ia curiga mengapa harus menagis pada Yoris.
Sebab dalam surat perjanjian utang ditandatangani atas nama Yosef, bukan Yoris dan yayasan.
"Dalam surat tidak ada nama Yoris dan yayasan, namanya tersangka Y yang tanda tangan, kenapa harus ditagih ke Yoris ?" kata Leni Anggraeni.
Menggunakan Stik Golf dan Golok
Pengacara M Ramdanu alias Danu, tersangka yang pertama kali mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, mengungkapkan bahwa Yosep (suami korban Tuti dan ayah korban Amel) diduga tak hanya menggunakan golok saat membantai nyawa korban. Yosep juga diduga menggunakan stik golf.
"Menurut keterangan klien kami memang dijelaskan alur eksekusi pembunuhan pertama menggunakan stik (Golf) setelah stik golf menggunakan golok. Tersangka menggunakan dua alat untuk membunuh stik golf dan golok," ungkap Kuasa Hukum Danu, Ahid Syaroni, melansir TvOne News, Sabtu (28/10/2023).
Ahid mengatakan dari Info yang dia dapat, tersangka Yosep merupakan atlet amatir di daerah Subang dan ahli di bidang permainan golf.
"Jadi saat kejadian memang banyak stik di rumah itu diduga buat menghajar korban, terutama istrinya," katanya.
Menurut Ahid, dari keterangan Danu malam itu diketahui Yosep minta uang kepada Amel sebutan Amalia Mustika Ratu, buat ongkos ke daerah Ciater Bandung. Namun Amel hanya memberinya Rp 20 ribu.
Selanjutnya Yosep minta uang ke Tuti istrinya, dan tidak dikasih. Disana terjadi pertengkaran.
"Karena mungkin sakit hati disanalah terjadi keributan dan dari penglihatan Danu sempat terjadi dorong-dorongan sebelum sampai terjadinya pembunuhan itu," ungkapnya.
Ahid juga mengatakan Amel dan Tuti tidak memberi uang, lantaran memang dengan istri kedua Yosep (Mimin) tidak akur. Sehingga disanalah kerap terjadi cekcok
Dipicu Sakit Hati
Sebelum pembunuhan Tuti dan Amalia terjadi, Yosef sempat curhat pada Yoris.
Yosef mengaku merasa sakit hati karena terhina oleh istri pertamanya atau korban kasus Subang, Tuti Suhartini.
Atas curhatan tersebut, Yoris menduga selain harta, motif pembunuhan ibu dan adiknya dilakukan karena sakit hati.
Hal ini diungkapkan Yoris dalam bincang-bincang di kanal Youtube Diskursus Net, Jumat (27/20/2023).
Menurut Yoris, beberapa tahun terakhir Yosef dan Tuti Suhartini ibunya kerap kali bertengkar karena harta, yayasan dan keuangan.
Ketidakharmonisan rumah tangga Yosef dan Tuti kata Yoris itu terjadi sejak ayahnya menikah lagi.
Diketahui Yosef berpoligami dengan istri muda Mimin Mintarsih sejak 2009.
Bertahun-tahun dimadu membuat rumah tangga Yosef dan Tuti Suhartini retak dan menuai berbagai konflik terutama harta.
Pasalnya setelah menikah dengan Mimin, diketahui keuangan Yosef diurus oleh Tuti dan Amalia, putrinya.
Bahkan hasil yayasan kata Yoris, Yosef yang menjabat sebagai pembina yayasan hanya diberikan jatah seperlunya.
"Dugaan saya sih mungkin sakit hati, jadi dulu papah kalau curhat bilang 'si mamah itu suka ngehina saya'," ujar Yoris menceritakan curhatan Yosef.
Yoris melanjutkan hinaan ibunya tersebut merambah hingga masalah yayasan yang didirikan Yosef.
"Katanya 'sampai yayasan itu dibuat selalu ngehina saya’,” ucap Yoris mencontohkan perkataan Yosef.
Selain yayasan, Yoris juga mengungkap Yosef sering cekcok dengan ibunya soal keuangan hingga ribut soal istri muda, Mimin.
Menurut Yoris, ayahnya yang kini jadi tersangka langsung naik pitam jika Tuti menyinggung dan menjelekkan istri mudanya, Mimin.
"Apalagi kalau mamah jelek-jelekin Mimin, langsung naik pitam dia, langsung keluar bahasa binatang," ujarnya.
Tak sampai di sana, Yoris juga mengungkap tabiat Yosef yang berubah setelah berpoligami atau menikah dengan istri muda, Mimin Mintarsih.
Menurut Yoris, pertengkaran Yosef dan ibunya bahkan sempat terjadi KDRT.
“Pas awal menikah sama istri siri ini kan boncengan, kelihatan sama mamah, terjadilah percekcokan, terus ada KDRT juga pernah,”
“Jadi mamah itu didorong ke kuris sambil ditahan sama sikut, saya ada di situ melerai, ya saya juga marah kan,” beber Yoris.
Mencairkan Uang Yayasan
Yoris juga membeberkan aksi sang ayah, usai ibu dan adiknya tewas.
Menurut Yoris, masih dalam keadaan berduka Yosef ayahnya itu buru-buru mengambil alih Yayasan.
Yosef juga minta untuk mencairkan uang yayasan setelah Tuti dan Amel meninggal dunia.
"Pasca kejadian papah pengen mencairkan uang yayasan, padahal kita masih berduka,” ujar Yoris.
Sontak hal tersebut membuat Yoris heran terhadap kelakuan ayahnya tersebut.
Tak hanya itu, Yoris mengungkap kelakuan aneh Yosef yang mendepak dirinya dari Yayasan.
"Beberapa bulan (pascakejadian) Yoris dinonaktifkan dari yayasan oleh papah," ungkap Yoris.
Setelah ibunya meninggal dalam insiden pembunuhan, Yoris mengungkapkan bahwa Yosef memilih Danu sebagai bendahara.
"Yosef meminta Danu untuk menggantikan peran sebagai bendahara," kata Yoris.
Pergantian posisi Danu tersebut menggantikan jabatan yang sebelumnya dipegang oleh Tuti Suhartini.
Meskipun begitu, Yoris mengakui bahwa dia sudah memiliki kecurigaan kuat terhadap ayahnya sejak awal.
Saat ini, Yoris hanya menerima kenyataan dan berharap bahwa ayahnya, Yosef, akan bertaubat.
Yoris juga mengingatkan ayahnya untuk menghentikan semua akting dan upaya menghindari tanggung jawab atas pembunuhan ibu dan adiknya.
"Tobat yah, jangan banyak sandiwara lah. Udah jangan banyak drama, jangan banyak berbohong," pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]