"Pupuk bersubsidi sangat dibutuhkan oleh petani mengingat sering kali harga pupuk nonsubsidi di pasaran dirasakan harganya mahal dan kadang sangat sulit diperoleh," katanya.
Provinsi Bali, berdasarkan penyusunan e-RDKK telah dialokasikan pupuk bersubsidi untuk Urea sebanyak 35.685 ton, SP-36 (820 ton), ZA (1.897 ton), NPK (23.420 ton), pupuk organik padat (8.947 ton) dan organik cair (40 liter). Sedangkan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di Provinsi Bali sampai dengan Juni 2022 yakni pupuk Urea sebesar 16.326,46 ton (45,75 persen), SP-36 dengan 130,05 ton (15,86 persen), ZA dengan 387,65 ton (20,43 persen), NPK dengan 14.017,84 ton (59,85 persen) dan organik padat sebanyak 576,33 ton ( 6,44 persen).
Baca Juga:
Mendagri Apresiasi Perjuangan Mentan Amran Tambah Alokasi Pupuk
Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian H Muhammad Hatta yang hadir dalam kesempatan itu mengharapkan agar aplikasi yang sudah bagus tersebut juga dibarengi dengan kesiapan dari SDM di setiap kios.
Dalam kesempatan itu juga dihadiri Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Bustanul Arifin, anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika, perwakilan Dinas Pertanian kabupaten/kota di Provinsi Bali, perwakilan Bank Himbara, serta perwakilan petani. I Gusti Ngurah Adi Suta, petani dari Pererenan, Kabupaten Badung, dalam acara itu mendapat kesempatan mencoba aplikasi Rekan dalam penebusan pupuk bersubsidi untuk lahan seluas dua hektare yang ia kerjakan.[rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.