“Ratusan petugas di lapangan all out 24 jam nonstop demi misi kemanusiaan ini,” kata Darmawan menegaskan bahwa tak ada waktu tunggu dalam memulihkan kembali nadi kelistrikan Aceh.
Koordinasi antara Pemprov Aceh, TNI, Polri, BPBD, dan PLN berlangsung tanpa henti melalui jalur darat, udara, hingga udara-berganda karena beberapa lokasi hanya dapat dijangkau dengan helikopter atau pesawat kecil yang membawa material kritis seperti panel, peralatan pemanjat, dan spare part jaringan transmisi.
Baca Juga:
Akses Terputus Total, PLN NP Terbangkan Helikopter Demi Selamatkan Pembangkit di Aceh–Sumut
Setiap tower darurat yang berdiri bukan hanya simbol rekonstruksi fisik, tetapi juga kemenangan kecil dari sebuah perang melawan keterpencilan, cuaca ekstrem, dan waktu.
Untuk menjaga layanan publik tetap berjalan, PLN menyiagakan genset di rumah sakit, puskesmas, bandara, kantor pemerintah, dan rumah ibadah, sementara lampu-lampu darurat dikirimkan ke posko pengungsian agar aktivitas malam hari tetap bisa berlangsung.
“Kita upayakan yang terbaik, semoga perjuangan ini dimudahkan dan Aceh bisa pulih seperti sediakala,” ujar Darmawan.
Baca Juga:
Terdapat Titik Kritis di Bireuen, PLN Turunkan Pasukan Elite dan Ribuan Material untuk Selamatkan Jaringan
Bantuan kemanusiaan berupa paket sembako diserahkan secara simbolis kepada Gubernur Aceh sebagai wujud kepedulian PLN kepada masyarakat yang sedang menghadapi masa-masa tersulit, sekaligus pengingat bahwa pemulihan listrik adalah bagian dari pemulihan hidup.
Mobilisasi lintas lembaga yang masif ini diharapkan mampu memulihkan suplai listrik Aceh lebih cepat sehingga roda aktivitas, ekonomi, dan layanan publik kembali bergerak.
[Redaktur: Sandy]