Farhan juga menegaskan bahwa kreativitas tidak hanya dilihat dari nilai ekonomi semata.
“Kreativitas bukan semata komoditas komersial, esensi kreativitas adalah ruang kebebasan dan kolaborasi,” ungkapnya.
Baca Juga:
Industri Gim Indonesia Makin Matang, Siap Jadi Pemain Utama di Pasar Global
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Banung Grahita, mengingatkan bahwa Bandung resmi bergabung dengan UNESCO Creative Cities Network (UCCN) sejak tahun 2015 dan diakui sebagai City of Design.
“Pengakuan ini datang karena potensi Bandung di bidang desain yang didorong oleh banyaknya universitas dan komunitas kreatif di kota ini,” ujarnya.
Banung menambahkan, komunitas akademik di Bandung menjadi sumber energi kreatif yang menjaga kota ini tetap visioner dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Reklamasi Ancol Seluas 65 Hektar Perkuat Sarana Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur
“Di ITB, seni dan desain memiliki hubungan erat dengan teknologi, ilmu pengetahuan, dan bisnis. Inilah yang menjadi dasar lahirnya inovasi dan menjadikan Bandung ekosistem kreatif yang dinamis,” jelasnya.
Menurut Banung, FSRD ITB bersama Pemkot Bandung merasa terhormat menjadi tuan rumah pertemuan UNESCO Cities of Design tahun ini.
Kegiatan tersebut diharapkan memperkuat jejaring serta membuka peluang kolaborasi antar kota kreatif dunia.