WahanaNews.co, Jakarta - Subsidi tarif LRT Jabodebek sekitar Rp 16.523 untuk jarak terjauh per penumpang diberikan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dengan begitu besaran tarif termahal menjadi Rp27.400 per penumpang.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Mohamad Risal Wasal mengatakan hal itu dilakukan agar biayanya tidak terlalu membebani masyarakat. Dengan begitu dapat menarik minat masyarakat beralih ke angkutan massal.
Baca Juga:
Rencana Kebijakan Pengguna BBM Pertalite-Solar Sudah di Tangan Jokowi
"Pemerintah juga mikir Rp 27.400 kerja laki bini Rp 50 ribu (lebih). Makanya ada PSO (public service obligation), ini sudah kita kurangi dari operator. Masih mahal sebenarnya ya, tapi jangan dianggap remeh, kita harus pikirkan operator," kata Risal di kantornya, Jakarta, Jumat (18/8/2023).
Sebagai contoh, rute terjauh Harjamukti-Jati Mulya aslinya memiliki tarif dari operator sebesar Rp 43.923. Dari situ pemerintah memberikan PSO 37% sehingga masyarakat hanya perlu membayar Rp 27.400.
"Besaran subsidi yang diberikan oleh pemerintah mencapai sekitar Rp 18.000 per penumpang untuk rute terjauh," tulisnya, melansri detikfinance.
Baca Juga:
Bukan Rp19 Ribu, Ternya Harga Asli LPG 3 Kg Rp53 ribu per Tabung
Besaran subsidi yang diberikan ke penumpang berbeda-beda tergantung rutenya. Untuk Dukuh Atas-Harjamukti, PSO yang diberikan 34% sehingga tarif dari operator Rp 33.275 menjadi Rp 21.800 yang perlu dibayar masyarakat. Kemudian, Dukuh Atas-Jatimulya menjadi Rp 23.900 dari Rp 37.268.
Pemerintah sudah menetapkan tarif LRT Jabodebek sebesar Rp 5.000 untuk jarak kilo meter (km) pertama dan selanjutnya Rp 700 untuk setiap km. Hal itu ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik yang ditetapkan pada 14 Juli 2023.
Secara rinci, berikut tarif berdasarkan rute: