WahanaNews.co | Pariwisata Bali mempersilakan masuknya turis asing dan akan ditandai dengan dimulainya penerbangan internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada 14 Oktober 2021 mendatang.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) pun menyiapkan puluhan hotel untuk menjadi lokasi karantina wisatawan mancanegara (wisman) yang datang.
Baca Juga:
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Bali Batalkan 90 Penerbangan Dalam Sehari
"Ada 35 hotel baru tahap pertama. Tapi menyusul lagi 62 hotel. Jadi, nanti akan bertahap, tahap pertama 35, tahap kedua lagi 62 hotel yang nanti akan diverifikasi segera, tergantung kebutuhan," kata selaku Wakil Ketua Bidang Budaya, Lingkungan dan Humas Badan Pengurus Daerah (BPD) PHRI Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya di Denpasar, Rabu (6/10).
Ia menegaskan, intinya hotel di Bali sudah siap untuk menjadi lokasi karantina wisman. Bahkan, menurutnya, banyak hotel yang berlomba-lomba untuk jadi hotel karantina.
"Tapi, ada konsekuensinya, kalau hotel karantina untuk wisman, tidak boleh dicampur dengan domestik, dan di samping itu tidak bisa menerima tamu di luar karantina, karena kita jangan campur, nanti kalau terjadi apa-apa sulit untuk memonitor," jelasnya.
Baca Juga:
BNNP Bali Gerebek Narkoba, Oknum Polisi Tertangkap Diserahkan ke Propam
"Dan mereka juga harus mengeluarkan paket untuk karantina, entah 8 hari sementara ini. Tapi, kita harapkan sesingkat mungkin, 3 hari, maksimal 5 harilah. Jangan terlalu lama," imbuhnya.
Menurutnya, bila wisman terlalu lama di hotel, waktunya akan habis, padahal niatnya untuk liburan. Itu akan memengaruhi animo wisman berkunjung ke Bali.
"Karena terlalu lama mereka habis di hotel saja. Jadi,animo tamu untuk datang akan berkurang, karena kita bersaing dengan negara lain seperti Turki, Dubai, UEA, dan mereka bahkan tidak karantina. Jadi, sebelum mereka berangkat hasil PCR negatif, ketika tiba di negara Turki atau Dubai negatif, mereka langsung melakukan perjalanan di kota itu," jelasnya.
Ia menyebutkan, untuk hotel yang disiapkan untuk menjadi lokasi karantina wisman bervariasi, dari bintang 5 hingga bintang 3. Tarif untuk 8 hari berkisar dari Rp10 juta hingga Rp25 juta.
"Ada bintang 4 dan bintang 5, nanti kita bintang 3 pun tidak ada masalah. Kan, ini harus ada pilihan dari tamu-tamu, tidak boleh monopoli, ini bisnis. Jadi, kalau fokus di beberapa hotel kan ada kecenderungan kecemburuan sosial, jangan sampai terjadi itu," ujarnya.
"Saya prediksi misalnya hotel bintang 3 bisa sampai Rp10 juta, bintang 4 sampai Rp15 juta dan bintang 5 bisa sampai Rp 20 juta hingga Rp 25 juta untuk 8 hari. Itu termasuk breakfast, launch, dinner, dan laundry. Itu kan paketnya harus lengkap, bila perlu termasuk PCR," ujar Suryawijaya. [qnt]