Selain itu, penyimpanan ayam juga diduga tidak sesuai suhu aman sebelum dimasak. "Meskipun menggunakan rice timer, ayam tetap bisa berisiko menimbulkan keracunan jika prinsip time-temperature control tidak benar-benar dipatuhi," tegas Yudha.
Ia menambahkan, hal ini harus menjadi perhatian serius karena menyangkut keselamatan dan kesehatan siswa.
Baca Juga:
Bupati Klaten Tetapkan Status KLB atas Kasus Keracunan Massal di Karangturi
Sementara itu, Dinas Kesehatan Garut sudah mengambil seluruh sampel makanan untuk diteliti di laboratorium Bandung. Proses penelitian akan berlangsung selama tujuh hari kerja.
Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. Leli Yuliani, menegaskan pihaknya belum bisa memastikan penyebab keracunan sebelum hasil laboratorium keluar. "Kami saat ini fokus menangani pasien yang masih menjalani perawatan," kata Leli.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.