“Ide beliau Balaraja ini akan jadi tempat belajar. Orang yang mengajar harus berilmu dulu dan beliau memberikan contoh lewat peternakan yang besar ini. Saya harap pengusaha lain bisa punya pemikirian seperti ini. Bukan hanya memperkaya diri tapi mengajari orang lain agar bisa sukses seperti dia. Ini juga penting untuk kemandirian ekonomi umat,” papar Buya Yahya.
Sambutan dari Masyarakat
Baca Juga:
Korupsi Dana Desa Untuk Hiburan Malam, Mantan Kades di Tangerang Ditangkap Polisi
Peresmian area perkantoran PT. LSAJ menandai pengembangan peternakan terintegrasi dengan pendekatan saintifik dan modern. Di area telah tersedia fasilitas untuk breeding (pembibitan), pabrik pakan, pabrik kompos, cold storage, pabrik bakso, nugget, dan sosis.
Dengan adanya integrated farming inilah, maka diharapkan ada peningkatan nilai tambah dari sektor peternakan. Visi ini didukung oleh mitra LSAJ dari sektor swasta dan sesama pelaku usaha lainnya.
Salah satunya disampaikan oleh General Manager Produksi Karnivor, Steven Rustandi. Karnivor adalah jaringan restoran dengan menu utama daging yang telah memiliki 6 cabang di Jakarta, Bekasi, dan Bandung. Secara rutin LSAJ menyediakan pasokan daging sekitar 3 ton per bulan untuk kebutuhan seluruh jejaring Restoran Karnivor.
Baca Juga:
Praktik Baik di Peternakan Terintegrasi Balaraja - Sholawat Diperdengarkan di Kandang Sapi
“Dari pengelolaannya sangat luar biasa. Jadi kita bisa lihat pengaplikasian teknologi, higienitasnya betul-betul sangat diperhatikan. Mulai dari pengelolaan sapinya, pakannya pilihan, hasil dagingnya pun jauh di atas standar,” kata Steven.
Apresiasi juga datang dari Bambang Prijambodo, pengusaha pemilik destinasi pariwisata Tirto Gumarang Magetan, Jawa Timur yang hadir saat acara.
“Strategi bisnis Pak Arie yang berani dan visioner ini menginspirasi banyak orang, termasuk saya untuk mengembangkan agribisnis di daerah kita masing-masing,” ujar Bambang.