WahanaNews.co | Kawasan elite Kemang di Jakarta
Selatan tak luput terendam banjir pada Sabtu (20/02/2021), dengan ketinggian
air bervariasi.
Pantauan
wartawan, bangunan di kawasan itu, terutama Jalan Raya Kemang, ikut
terendam banjir, mulai dari bank, minimarket, apartemen, hingga hotel dan
restoran mewah.
Baca Juga:
Kolaborasi dan Sinergi Kemensos dan BNPB Bantu Banjir Jakarta, Bogor dan Bekasi
Sejumlah
pegawai dan warga terjebak. Mereka harus menunggu perahu karet untuk
keluar dari lokasi banjir.
Puluhan
mobil juga ikut terendam, baik yang ada di pinggir jalan maupun di area parkir
bangunan.
Sejumlah
tamu hotel mewah di Jalan Kemang Raya pun turut menjadi korban banjir dan
dievakuasi petugas menggunakan perahu karet.
Baca Juga:
Pagi Ini 52 RT di Jakarta Banjir, di Jakbar Ketinggian Capai 1 Meter
Kawasan
Kemang Raya, yang dikenal sebagai Kampung Internasional pada zaman
Gubernur Fauzie Bowo itu, telah berubah layaknya sungai coklat di kawasan kumuh.
Warganet
pun ramai memperbincangkan banjir di Kawasan Kemang yang tak surut dalam
beberapa jam. Termasuk Aqwam Fiazmi Hanifan dengan akun @Aqfiazfan.
Dia
mencuit pada hari Sabtu (20/02/2021), pukul 11.02 WIB, "Satu hal yang
luput dari perbincangan banjir parah di Kemang hari ini: Lippo."
Cuitan
Aqwam itu disukai lebih dari 14.700 netizen, dikomentari 501 orang, dan
dicuit ulang lebih dari 5.500 netizen.
Salah
satu komentar atas cuitan Aqwam datang dari Mohamat Mutajir dengan akun @mutajir_mohamat.
Dia
merespons dengan komentar, "Emang
itu penyebab banjirnya... Lokasinya dulu namanya kober, lapangan lahan kosong
yg cuma ditumbuhi tanaman liar...zaman gw kecil disitu, gak pernah daerah
kemang banjir....kecuali sejak dibangun lippo itu..."
Menanggapi
hal ini, Vice President Corporate Communication PT Lippo Karawaci Tbk, Danang
Kemayan Jati, menolak tudingan warganet bahwa Lippo merupakan penyebab
banjir di Kemang.
"Kalau
tidakngerti, jangan sok tahu. Lippo Kemang Village itu sudah direncanakan
sejak puluhan tahun," ujar Danang, menjawabwartawan, Minggu (21/02/2021).
Menurut
Danang, dalam membangun Kemang Village, Perseroan senantiasa mematuhi regulasi
yang ditetapkan Pemerintah Daerah setempat. Termasuk membangun Kemang Village
di atas lahan seluas 15,5 hektar di Kawasan Kemang.
Sebelum
membangun proyek yang diluncurkan pada 2007 silam itu, kata Danang, Lippo telah
mengantongi seluruh perizinan.
"Semua
izin kami kantongi terkait penggunaan tanah dalam rangka izin pemanfaatan ruang
yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta," ungkap
Danang.
Izin
yang dimaksud, mulai dari Izin Lokasi, Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah
(IPPT) yang merupakan dasar untuk permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
hingga analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) dan Persetujuan Analisa
Dampak Lalu Lintas (Andalalin).
Danang
mengatakan, sesuai RTRW DKI Jakarta, kawasan Kemang Village merupakan kawasan
permukiman dan komersial.
Oleh
karena itu, Lippo membangun Kemang Village dengan konsepmixed use development.
Tak
hanya apartemen yang mencakup tujuh menara, melainkan juga pusat perbelanjaan,
pusat hiburan, dan Sekolah Pelita Harapan.
Danang
juga membantah tuduhan warganet bahwa Kemang Village dibangun di atas tanah
resapan.
Menurutnya,
tanah tersebut bukan tanah resapan, dan sudah dimiliki Lippo jauh sebelum
Kemang Village dibangun.
Sementara
dalam proses pembangunan proyek dengan nilai investasi 1,2 miliar dollar AS
tersebut, Lippo melengkapinya dengan kolam retensi yang dapat menampung 100.000
meter kubik.
Kolam
retensi dibangun untuk menampung luapan Kali Krukut yang lokasinya tidak jauh
dari Kemang Village.
"Selama
14 tahun kami membangun Kemang Village, baru kali ini dituduh penyebab banjir.
Jangan sok tahulah kalau nggak ngerti, semua perizinan lengkap," tuntas
Danang. [dhn]