Ternyata, sakit kepala yang dirasakan Yaredi tidak kunjung hilang hingga membuatnya tak sanggup untuk bersekolah lagi.
Bahkan, pada 29 Maret 2024, Yaredi sampai mengalami demam tinggi dan mengigau.
Baca Juga:
Babak Baru Kasus Penembakan Siswa SMK Semarang, Aipda Robig Dipecat dan Jadi Tersangka
Hasrat mengungkapkan sang anak baru mengakui bahwa dipukul oleh Safrin saat dihukum bersama siswa lainnya di sekolah.
Setelah sang anak mengaku, Hasrat mengatakan dirinya dan istri menanyakan kebenaran hal tersebut kepada rekan korban.
"Saat itulah mamaknya mulai curiga dan mencari tahu apa penyebab dari penyakitnya yang dialami anak kami."
Baca Juga:
Kematian Siswa SMK di Semarang, DPR Kecam Klaim Gangster yang Tidak Berdasar
"Kami pun menanyakan kepada teman sekolahnya IJN dan FL," katanya.
Singkat cerita, pada 9 April 2024 lalu, Yaredi pun dirawat di RSUD dr Thomsen Gunung Sitoli untuk melakukan rontgen.
Kemudian, berdasarkan keterangan dokter, Yaredi mengalami luka bekas pukulan di bagian kening sehingga membuat salah satu syaraf tidak berfungsi.