WahanaNews.co | Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang penting bagi kelancaran perputaran roda perekonomian.
Jembatan berfungsi sebagai lintasan pengangkutan hasil bumi. Tanpa jembatan, hasil pertanian dan perkebunan akan sulit untuk dipasarkan.
Baca Juga:
Mengulik Kiprah PT Agincourt Resounces Tekan Prevalensi Kebutaan di Sumatera Utara
Kondisi ini pernah dialami warga Desa Bandar Hapinis, Kecamatan Muara Batangtoru dan warga Desa Bandar Tarutung, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan. Warga kedua desa bertetangga yang mayoritas bekerja sebagai petani ini, kesulitan mengangkut hasil bumi.
Jembatan gantung Pulo Goya yang tidak bisa dilalui karena rusak parah, menjadi penyebab utama. Jikapun ada canoe atau speed boat yang bisa mengangkut hasil bumi, biaya sewa cukup mahal. Alhasil, banyak hasil bumi yang dibiarkan membusuk.
Satu perlintasan alternatif lainnya yakni jalur selatan, tidak jauh beda dengan pengangkutan memakai jasa speed boat. Jarak tempuh yang sangat jauh hingga belasan kilometer, serta kondisi jalan yang relatif memprihatinkan, membuat petani tidak memiliki pilihan lain.
Baca Juga:
PTAR Bangun Perisai Hijau di Pesisir Tapanuli Tengah
Beruntung tidak berselang lama, PT Agincourt Resources (PTAR), yang beroperasi di Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, mendengar keluhan masyarakat. PTAR merenovasi total jembatan gantung Pulo Goya pada tahun 2022.
Pekerjaan renovasi yang menelan biaya Rp 290.300.620 ini diawasi dan disesuaikan dengan standar dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tapanuli Selatan. Akhirnya, jembatan dengan panjang 153,5 meter dan lebar 2 meter ini dapat dilalui pejalan kaki dan kendaraan roda dua.
"Alhamdulillah, berkat PTAR kami bisa kembali beraktivitas sebagaimana semula," ujar Toguan Siregar (55), yang didampingi Sapar Hasibuan, Rabu (21/6/2023).