Ken menekankan pentingnya memahami makna Sila Pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan hanya sebagai ikrar spiritual, tetapi juga ikrar cinta kepada tanah air.
"Kita boleh peduli terhadap peristiwa kemanusiaan di negara lain seperti Palestina, tapi juga jangan sampai menutup mata terhadap persoalan kemanusiaan di tanah air, jangan sampai kecintaan kita terhadap tanah air tumpah darah Indonesia luntur, apalagi sampai membenci negara sendiri," tegasnya.
Baca Juga:
Majelis Umat Kristen Indonesia Gelar Sarasehan Kebangsaan, Hadirkan Eks Aktivis Islam Radikal
Nabi Muhammad sebagai Negarawan dan Tokoh Persatuan
Ken Setiawan mengajak audiens untuk meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh yang sangat nasionalis dan pejuang persatuan.
Ia menjelaskan, Nabi tidak hanya seorang pemimpin spiritual, tetapi juga negarawan yang berhasil membangun masyarakat harmonis, adil, dan damai di Madinah, melalui perjanjian-perjanjian seperti Piagam Madinah dan Perjanjian Najran.
Baca Juga:
Refleksi Kemerdekaan RI Ke- 80, Ken Setiawan: Kita Harus Kritis, Tapi Jangan Sampai Anarkis
"Nabi Muhammad sejatinya adalah sosok pemimpin negara (negarawan) yang berhasil membangun masyarakat Mekkah, bahkan sampai ke seluruh wilayah Arab menjadi harmonis, adil, sejahtera, aman, dan damai, walaupun latar belakangnya berbeda-beda," jelas Ken.
Menurut Ken, meneladani jejak Nabi berarti meneladani strategi beliau dalam mempersatukan masyarakat yang berbeda-beda, bukan sekadar mengikuti budaya Arab.
Semangat cinta terhadap tanah air adalah kunci utama meneladani perjuangan Nabi di konteks NKRI.