WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center atau Pusat rehabilitasi Korban NII, Ken Setiawan, mengingatkan aparat keamanan dan masyarakat untuk tidak lengah terhadap potensi bahaya paham radikalisme dan aksi terorisme.
Target perekrutan pelaku terorisme saat ini bukan hanya pelajar ditingkat SMA dan Mahasiswa, tapi pelajar SMP juga sudah menjadi incaran perekrutan radikalisme dan terorisme.
Baca Juga:
Diduga Terlibat Terorisme, Siswa 19 Tahun di Gowa Ditangkap Saat Beli Air Galon
Ken mengaku awalnya tidak percaya ketika mendapatkan laporan dari masyarakat kalau ada siswa SMP yang terpapar terorisme yang telah amankan oleh Densus 88.
“Bahkan jaringan teroris kelompok anak SMP ini jumlahnya sudah mencapai puluhan dan tersebar di seluruh di Indonesia, mereka punya group tertutup di medsos. Ini sangat mengerikan,” ujar Ken dalam keteranganya, Kamis (29/5/2025).
Ken menjelaskan, anak-anak SMP yang terpapar terorisme ini sebenarnya adalah anak anak yang cerdas.
Baca Juga:
Tiga Alasan Strategis di Balik Dukungan Israel terhadap India: Dari Terorisme hingga Geopolitik
Sebagai contoh ketika alat komunikasi mereka yaitu hp di sita oleh keluarga dan diganti hp baru, berharap dia tidak lagi dapat berkomunikasi dengan jaringan mereka, tapi ternyata semua nomer dan email masih diingat.
Kemudian disimpan kembali dan bisa login juga ke emailnya di hp yang baru, anak tersebut juga lansung memberitakan kepada jaringan lain di group kalau dirinya telah tertangkap oleh tim Densus 88.
Rata-rata, video yang di tonton oleh anak-anak yang terpapar terorisme ini adalah tayangan konflik didaerah perang seperti di Suriah dan Palestina.