Air yang mengalir melalui cabang-cabang sungai di dekat mata air kemudian mengalir ke lahan pertanian seperti di dekat Pura Tirta Empul di Desa Manukaya Let, Tampaksiring, Gianyar.
Sumber mata air itu dirawat dan dijaga oleh masyarakat desa setempat, pemerintah daerah dan pengelola pura tersebut.
Baca Juga:
PLN Gerak Cepat Pulihkan Listrik di Bali: 90 Ribu Pelanggan Tersambung, Fasilitas Vital Diprioritaskan
Koordinator Daya Tarik Wisata (DTW) Pura Tirta Empul Wayan Suweta menjelaskan rata-rata setiap hari kunjungan mencapai 2.000-3.000 orang, hampir 75 persen di antaranya adalah turis asing.
Sebagai upaya menjaga kesucian pura dan sumber mata air, DTW itu memiliki sekitar 50 pemandu dari desa adat setempat yang memberikan penjelasan terkait keberadaan air suci itu.
Kesejahteraan bersama
Baca Juga:
Banjir Ekstrem Bali Telan 14 Korban Jiwa, Terparah dalam 70 Tahun
Filosofi melukat yang bermakna membersihkan diri dan alam semesta serta memuliakan air sebagai sumber kehidupan, sejalan dengan tema besar World Water Forum ke-10 di Bali yakni air untuk kesejahteraan bersama.
Di dalam tema itu salah satunya terkandung ketahanan dan kesejahteraan air serta air untuk manusia dan alam.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan melukat merupakan kearifan lokal Bali yang memuliakan air.