Air yang mengalir melalui cabang-cabang sungai di dekat mata air kemudian mengalir ke lahan pertanian seperti di dekat Pura Tirta Empul di Desa Manukaya Let, Tampaksiring, Gianyar.
Sumber mata air itu dirawat dan dijaga oleh masyarakat desa setempat, pemerintah daerah dan pengelola pura tersebut.
Baca Juga:
Lahan Pertanian Bali Menyusut, Masyarakat Diminta Aktif Cegah Alih Fungsi
Koordinator Daya Tarik Wisata (DTW) Pura Tirta Empul Wayan Suweta menjelaskan rata-rata setiap hari kunjungan mencapai 2.000-3.000 orang, hampir 75 persen di antaranya adalah turis asing.
Sebagai upaya menjaga kesucian pura dan sumber mata air, DTW itu memiliki sekitar 50 pemandu dari desa adat setempat yang memberikan penjelasan terkait keberadaan air suci itu.
Kesejahteraan bersama
Baca Juga:
Jembrana Jadi Percontohan Dapur Sehat, Polri Targetkan 10 Unit di Bali Tahun Ini
Filosofi melukat yang bermakna membersihkan diri dan alam semesta serta memuliakan air sebagai sumber kehidupan, sejalan dengan tema besar World Water Forum ke-10 di Bali yakni air untuk kesejahteraan bersama.
Di dalam tema itu salah satunya terkandung ketahanan dan kesejahteraan air serta air untuk manusia dan alam.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan melukat merupakan kearifan lokal Bali yang memuliakan air.