Tidak berhenti sampai di situ, lemparan batu-batu besar dan bongkahan paving terus menghujani hingga mengenai dada dan rusuk kiri KP. Akibatnya, putra Heru itu menderita memar dan sesak nafas.
Heru melanjutkan, massa yang berjumlah 5-10 orang merangsek masuk ke dalam kantor dan merusak sejumlah properti. Pada saat itu mereka juga mengarahkan pedang ke leher KP dan mengancam nyawanya.
Baca Juga:
Bawaslu Sleman Telusuri Dugaan Pelanggaran Netralitas Lurah Berdasarkan Laporan Front Masyarakat Madani
"Kamu saya bunuh kamu, kamu jangan ikut-ikut video-video. Kamu saya bunuh nanti," kata Heru menirukan kesaksian KP.
"Karena kondisi mencekam, membuat KP shock dan memohon ampun kepada massa untuk dibebaskan, sampai ada salah satu orang yang mengamankan dan memberi kesempatan KP lari dari lokasi meninggalkan kantor yang hancur," bebernya.
KP kemudian diselamatkan seseorang dan dibawa ke salah satu penginapan dekat lokasi kejadian. Ia lantas dilarikan ke Rumah Sakit JIH untuk mendapatkan penanganan medis.
Baca Juga:
Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen di Seksi 1 Capai 67 Persen hingga Oktober 2024
"Kerugian kantor secara materiil puluhan juta, kerugian imateriil diderita anak saya secara psikis karena ancaman senjata tajam dan keroyokan massa. Ditambah luka-luka di tubuhnya," urai Heru.
Heru sendiri telah melaporkan kejadian yang menimpa putranya ini ke Polda DIY, Senin (4/6) sore. Dia berharap kepolisian bisa mengusut tuntas kasus ini dan menindak para pelaku.
"Saya berharap aparat penegak hukum bisa mengusut tuntas kasus ini, jujur saya prihatin dan kecewa dengan perilaku sejumlah oknum kelompok masyarakat ini, karena sangat merugikan kami yang sama sekali tidak tahu menahu akan persoalan mereka," pungkasnya.