WahanaNews.co | 163 siswa sekolah dasar (SD) di perbatasan Indonesia-Timor Leste mulai menjalani vaksinasi Covid-19. Vaksinasi digelar di SD Katolik Halibete di Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (9/2).
Petugas vaksinasi sempat dibuat kewalahan, karena tidak sedikit pelajar yang meronta, menangis bahkan melarikan diri saat hendak disuntik.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Targetkan 30.702 Anak Terima Imunisasi Polio pada PIN 2024
Para guru maupun orang tua serta pendamping harus membujuk anak-anak tersebut, karena sebagian besar takut dengan jarum suntik.
Karena anak-anak mereka menangis, ada orang tua yang ragu dan gugup, seperti yang dialami oleh Agrapina Da Silva.
Dia merasa lega ketika anaknya selesai disuntik, karena awalnya sang anak tidak mau divaksin setelah melihat teman-temanya menangis ketakutan. Namun semuanya harus dilakukan demi mencegah penularan Covid-19.
Baca Juga:
Pemkab Batang, Massifkan Pencegahan Kasus Flu Singapura (HFMD)
"Awalnya takut tapi setelah anak saya selesai disuntik rasanya lega," kata Agrapina Da Silva.
Ia menambahkan, vaksinasi bagi anak-anak harus dilakukan agar pembelajaran tatap muka di sekolah bisa berjalan sesuai harapan. Apalagi saat ini marak penyebaran Covid-19 varian Omricon.
Kepala Sekolah SD Katolik Halibete, Agustinus Atok mengatakan, yang menerima vaksin tahap pertama adalah siswa siswi kelas satu hingga enam dengan usia enam hingga 11 tahun.