"Bayi itu ditemukan dengan kepala terluka, lututnya memar, dan matanya berpasir. Namun, kondisinya kini stabil dan dalam perawatan medis," lanjut Wahyudi.
Sebelumnya, rekaman CCTV yang beredar di media sosial memperlihatkan AL melahirkan di warung sederhana berbahan kayu dan seng.
Baca Juga:
Seorang Ibu di Cianjur Melahirkan Saat Mengisi BBM, Sempat Bikin Panik Petugas SPBU
Dalam video tersebut, ia tampak ditemani oleh dua orang yang diduga temannya. Ia terlihat mondar-mandir, lalu berpegangan pada kayu dan membungkuk sedikit sebelum akhirnya melahirkan tanpa bantuan siapa pun.
Setelah melahirkan, ia sempat mondar-mandir di pekarangan rumah warga sebelum akhirnya meninggalkan bayi yang baru lahir itu di dekat rumah warga.
Fenomena penelantaran bayi ini memicu keprihatinan dari banyak pihak, termasuk pemerhati anak Nina Mardiana. Ia menyoroti maraknya kasus anak-anak yang dilahirkan dalam kondisi tidak dikehendaki dan akhirnya dibuang oleh orang tuanya.
Baca Juga:
Polisi Layani Penumpang di Dermaga Kali Adem, Bantu Ibu Melahirkan
"Kasus seperti ini bukan hanya soal individu, tetapi juga cerminan dari kegagalan sistem dalam memberikan edukasi dan dukungan bagi remaja. Banyak anak yang lahir tanpa perencanaan karena kurangnya pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan minimnya akses terhadap konseling yang memadai," ujar Nina.
Menurutnya, kehamilan di luar nikah pada remaja sering kali diiringi oleh tekanan sosial yang berat, menyebabkan banyak ibu muda mengambil keputusan ekstrem seperti membuang bayinya.
"Remaja yang hamil di luar nikah sering kali merasa terisolasi dan takut menghadapi stigma. Jika tidak ada sistem pendukung yang kuat, mereka bisa merasa tidak punya pilihan lain selain meninggalkan bayinya," tambahnya.