WAHANANEWS.CO, Medan - Identitas perempuan yang melahirkan bayi sambil berdiri di sebuah warung di Jalan Flamboyan Raya, Lingkungan III, Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan akhirnya terungkap.
Perempuan tersebut diketahui berinisial AL (19), seorang pelajar di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Medan.
Baca Juga:
Seorang Ibu di Cianjur Melahirkan Saat Mengisi BBM, Sempat Bikin Panik Petugas SPBU
Kepala Lingkungan III, Kelurahan Tanjung Selamat, M Wahyudi Rangkuti, mengungkap bahwa AL tinggal tak jauh dari lokasi kejadian.
"Kami melihat rekaman CCTV dan mendatangi rumahnya. Meski awalnya mengelak, AL akhirnya mengakui telah melahirkan dan meninggalkan bayinya begitu saja," ujar Wahyudi, Jumat (14/3/2025).
Saat pihak kelurahan datang, orang tua AL mengaku tidak mengetahui bahwa anaknya sedang mengandung. Mereka sangat terkejut saat mengetahui putrinya yang masih berstatus pelajar telah melahirkan seorang bayi.
Baca Juga:
Polisi Layani Penumpang di Dermaga Kali Adem, Bantu Ibu Melahirkan
"Orangtuanya syok dan merasa malu. Apalagi mereka baru saja sembuh dari sakit," tambah Wahyudi.
Saat ditemukan, bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut dalam kondisi memprihatinkan. Ia mengalami luka di kepala, memar di lutut, serta pasir di matanya.
Saat ini, bayi tersebut dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Sementara itu, AL juga masih menjalani pemulihan pasca-melahirkan.
"Bayi itu ditemukan dengan kepala terluka, lututnya memar, dan matanya berpasir. Namun, kondisinya kini stabil dan dalam perawatan medis," lanjut Wahyudi.
Sebelumnya, rekaman CCTV yang beredar di media sosial memperlihatkan AL melahirkan di warung sederhana berbahan kayu dan seng.
Dalam video tersebut, ia tampak ditemani oleh dua orang yang diduga temannya. Ia terlihat mondar-mandir, lalu berpegangan pada kayu dan membungkuk sedikit sebelum akhirnya melahirkan tanpa bantuan siapa pun.
Setelah melahirkan, ia sempat mondar-mandir di pekarangan rumah warga sebelum akhirnya meninggalkan bayi yang baru lahir itu di dekat rumah warga.
Fenomena penelantaran bayi ini memicu keprihatinan dari banyak pihak, termasuk pemerhati anak Nina Mardiana. Ia menyoroti maraknya kasus anak-anak yang dilahirkan dalam kondisi tidak dikehendaki dan akhirnya dibuang oleh orang tuanya.
"Kasus seperti ini bukan hanya soal individu, tetapi juga cerminan dari kegagalan sistem dalam memberikan edukasi dan dukungan bagi remaja. Banyak anak yang lahir tanpa perencanaan karena kurangnya pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan minimnya akses terhadap konseling yang memadai," ujar Nina.
Menurutnya, kehamilan di luar nikah pada remaja sering kali diiringi oleh tekanan sosial yang berat, menyebabkan banyak ibu muda mengambil keputusan ekstrem seperti membuang bayinya.
"Remaja yang hamil di luar nikah sering kali merasa terisolasi dan takut menghadapi stigma. Jika tidak ada sistem pendukung yang kuat, mereka bisa merasa tidak punya pilihan lain selain meninggalkan bayinya," tambahnya.
Nina mendesak adanya kebijakan yang lebih inklusif dalam memberikan edukasi seksual dan akses terhadap layanan kesehatan mental bagi remaja.
"Pencegahan jauh lebih baik daripada menangani dampaknya. Kita perlu mendidik anak-anak kita tentang tanggung jawab, bukan sekadar melarang tanpa memberikan solusi," tegasnya.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]