"Pembatasan juga lantaran ada keterbatasan personil dan alat," ungkapnya.
Bahkan, kata dia, jika dilihat grafiknya persentase para pencaker sendiri hampir 80 persen dari lulusan SMK. Sisanya SMA dan S1. Yang SD dan SMP juga ada. Tapi lebih cenderung ke luar negeri. Seperti, Malaysia, Taiwan dan Singapura. Sementara untuk timur tengah masih moratorium.
Baca Juga:
Biadab! Seorang Tukang Cilok Tega Cabuli Adik Ipar Sendiri Sampai 4 Kali
"Untuk yang S1 banyak dibutuhkan di perusahaan-perusahaan tertentu. Misalnya, di jabatan akunting, farmasi, maupun yang lainnya sesuai kebutuhan perusahaan," paparnya.
Ia menambahkan, kaitan dengan perda nomor 12 tahun 2018 tentang investasi juga harus dipahami secara utuh. Ada bahasa minimal 60 persen mengakomodir warga sekitar. Tapi, Sumber Daya Manusia (SDM) - nya juga mesti memumpuni.
"Artinya kriteria yang dibutuhkan perusahaan harus diperhatikan," pungkasnya. [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.