WahanaNews.co | Jelang pencoblosan, 9 Desember mendatang, KPU Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mulai melakukan penyortiran dan pelipatan surat
suara.
Proses sortir ini digelar di Gedung
Islamic Center yang luas, dengan melibatkan ratusan petugas PPK dan PPS dari 39 Kecamatan di
Kabupaten Tasikmalaya.
Baca Juga:
MK Koreksi Total Jadwal Pemilu, Pemilih Tak Lagi Harus Mencoblos 5 Kotak Sekaligus
"Hari
ini kita mulai sortir dan lipat surat suara. Direncanakan sampai Jumat nanti. Ini setiap kecamatan mendatangkan
wakilnya. Setiap kecamatan 20 orang," ucap Zamzam Jamaludin, Ketua KPU Kabupaten
Tasikmalaya, di lokasi.
"Lokasi
sudah proporsional, yah. Karena Islamic Center ini
kapasitasnya 4.000 orang. Yang datang hari ini hanya 500-an sih," kata Zamzam.
Sayangnya,
proses sortir dan lipat surat suara ini sempat abaikan protokol kesehatan.
Kerumunan terjadi mulai pintu masuk hingga dalam ruangan.
Baca Juga:
Pemilihan di Daerah Mundur ke 2031, Ini Putusan Mengejutkan MK soal Pilkada dan DPRD
Bawaslu
Kabupaten Tasikmalaya akhirnya memutuskan agar petugas sortir dikurangi. Satu
kecamatan yang asalnya 20 orang, dikurangi lima menjadi 15 orang.
"Idealnya
memang sepuluh orang per kecamatan. Ini masih 20, jadi tadi kita kurangi lima orang akhirnya per kecamatan," kata Ahmad Aziz Firdaus, Komisioner Bawaslu Kabupaten
Tasikmalaya.
"Kita
minta keluar lima orang per kecamatan, yah," tambah Ahmad Aziz.
Aparat kepolisian juga turut mengatur proses sortir dan lipat surat suara. Mereka meminta para petugas untuk merentangkan kedua tangan, agar jarak satu sama lain lebih dari satu meter.
"Kami
ikut juga atur agar tetap jalankan protokol kesehatan. Lima orang diminta
keluar biar gak terlalu berkerumun," ucap Kompol Agus S, Wakapolres Tasikmalaya.
Sebanyak
1,3 juta lebih surat suara akan disortir dan dilipat. Setiap petugas mendapat
upah lipat sebesar seratus rupiah per satu lembar.
Mereka
mengaku tidak alami kesulitan melipat surat suara. Hanya saja tantangannya harus pakai masker di ruangan yang cukup pengap.
"Upahnya
100 rupiah per lembar. Gak ada kesulitan, tapi pakai masker ribet juga di ruangan ini. Walau
besar, akhirnya pengap juga," ungkap Didin. [dhn]