Menurut Octavianus, pembangunan GIS 150 kV Kemayoran II di dalam area GI 150 kV Kemayoran menjadi tantangan sendiri bagi PLN, karena pembangunan berada di dekat Gardu Induk eksisting yang aktif beroperasi.
Selain itu, terkait izin pemadaman SKTT 150 kV Kemayoran - Gunung Sahari Sirkit 1 yang sedang beroperasi, dalam rangka potong sambung SKTT ke arah GIS 150 kV Kemayoran II serta pekerjaan penggantian relay proteksi di GI 150 kV Kemayoran dan GIS 150 kV Gunung Sahari hanya diberikan dalam durasi waktu yang singkat, sehingga harus dipersiapkan dengan matang sebelum pelaksanaan pemadaman.
Baca Juga:
Kontingen Rokan Hilir Targetkan Juara Umum di Pekan Olahraga Pelajar Daerah
“Banyak tantangan yang kami hadapi dalam pembangunan dua proyek ini.Tim kami harus bekerja dengan hati-hati dengan tingkat fokus yang tinggi. Untuk itu aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja perlu kami terapkan dengan seksama dalam pembangunan proyek ini,” ucap Octavianus.
Octavianus melanjutkan, untuk pembangunan GIS 150 kV Kemayoran II dibangun di kawasan padat penduduk dengan luasan lahan yang terbatas, metode pembangunan Gardu Induk dengan tipe GIS atau GI pasangan dalam ini pun dipilih.
Dengan karakteristik seluruh komponen kelistrikan berada di dalam gedung kecuali trafo, memang sangat cocok untuk dibangun di lingkungan perkotaan yang padat penduduk, terlebih di ibukota DKI Jakarta.
Baca Juga:
Pj. Bupati Tapteng Luncurkan Pembayaran Pajak Digital untuk Meningkatkan Pendapatan Daerah
“Sebelumnya, untuk GIS 150 kV Gunung Sahari merupakan GIS tipe radial, di mana hanya mendapatkan sumber pasokan listrik dari GI Kemayoran. Dengan berhasilnya energize SKTT ini, akan menyinergikan gardu induk eksisting, di antaranya GIS 150 kV Gunung Sahari yang menjadi looping antara GI Kemayoran - GIS Kemayoran II - GIS Gunung Sahari," imbuhnya. [Tio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.