"Tadi saya coba kumpulkan dan rapat dengan kepala sekolah. Pertama yang saya tanyakan adalah tentang judul sampah itu, karena sampah ini kan orang pasti bermacam-macam pemikirannya misalnya busuk, jorok atau apa semuanya," ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (27/1).
Harmin mendapatkan penjelasan bahwa narasi sampah itu adalah pembungkus oreo. Ia mengaku bungkus oreo tersebut diambil oleh guru dari tong sampah yang ada di teras sekolah.
Baca Juga:
Polres Subulussalam Gelar Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024
"Tong sampah ini ada di teras sekolah yang tidak dikena hujan, jadi dia kering. Jadi ini yang saya garis bawahi sampah ini sampah agar orang tidak punya pikiran soal sampah itu sudah busuk atau apa," bebernya.
Harmin juga menanyakan kronologi sehingga terjadinya 15 siswa disuruh mengunyah sampah bungkus oreo tersebut. Dari penjelasan MW, kata Harmin, saat itu yang bersangkutan mengajar di kelas 4 dan disaat bersamaan kelas 3 ribut.
"Dia ini mengajar di kelas 4 yang kebetulan bertetangga dengan kelas 3. Kelas 3 ini kebetulan gurunya datang terlambat karena pada saat itu hujan dan singgah berlindung," tuturnya.
Baca Juga:
Irjen Pol Karyoto Mutasi 11 Kapolsek di Jakarta
Karena keributan di kelas 3 tersebut, MW mendatangi dan menegur. Usai menegur, MW selanjutnya kembali mengajar di kelas 4.
"Tetapi kelas 3 tetap ribut. Berikutnya datang guru itu, mungkin sudah agak lepas kontrol sehingga mengambil pembungkus oreo dan menyuruh siswa kelas 3 itu untuk mengunyah," ungkapnya.
Harmin menambahkan terkait permasalahan tersebut sebenarnya sudah ada kata damai antara orang tua siswa dengan sang guru. Hanya saja, ada satu orang siswa yang tidak mau memaafkan MW dan membawa kejadian tersebut ke ranah hukum dengan melapor ke polisi.