"Yang pastinya kami masih melaksanakan proses
penyidikan untuk mengorek keterangan lebih dalam kepada pelaku, termasuk
saksi-saksi yang berada di TKP yang mengetahui kejadian ini," ujarnya.
Iqbal membantah jika cekcok dan perselisihan antara pelaku
dan korban karena perebutan harta warisan. "Sampai saat ini belum ada
informasi yang mengarah kesana," pungkas Iqbal.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Pembunuhan Sadis di Penjaringan, Kepala Korban Dibuang ke Sela Tembok
Sebelumnya, Haidir Ali, pria asal Makassar, Sulsel, tewas
setelah dikeroyok oleh keluarganya sendiri, yang tidak lain adalah kakek,
tante, hingga sepupunya. Masing-masing pelaku menganiaya korban hingga tewas
dengan beberapa cara, termasuk memukul korban dengan balok.
"Ada empat tersangka dalam pengeroyokan yang
menyebabkan korban meninggal di Jalan Monginsidi, Makassar," kata Kapolsek
Makassar Kompol Andry Lilikay saat dimintai konfirmasi, Kamis (22/7).
Andry menyebut peran masing-masing pelaku sebagai berikut.
Pelaku pertama Dandi (23) berperan menombak korban, lalu Arjun (25) memarangi
korban. Sedangkan Daeng Ngerang (65), yang tidak lain kakek korban sendiri,
ikut menombak Haidir, dan tantenya, Anti alias Tiyong (43), ikut memukul korban
dengan menggunakan balok.
Baca Juga:
Kasus Ronald Tannur, MA Bentuk Tim Pemeriksa Mengklarifikasi Majelis Kasasi
"Sekitar pukul 19.00 Wita, Rabu 21 Juli 2021, tersangka
Arjun bertemu dengan korban di Jembatan Monginsidi, kemudian terjadi cekcok
dengan korban. Arjun, yang saat itu membawa sebuah parang, langsung menebas
korban di bagian tangan dan perut," terangnya.
Setelah kejadian pertama di Jembatan Monginsidi, Makassar,
korban lalu mendatangi rumah Arjun dan bertemu dengan Anti. Cekcok keduanya
juga pecah hingga korban melemparkan batu ke arah Anti. Di sana, aksi
pengeroyokan terjadi, yang melibatkan Dandi dan Daeng Ngerang. Alhasil, korban
tewas di tempat oleh tusukan tombak dan pukulan balok kayu. [qnt]