Heru menjelaskan, ada beberapa
kelengkapan yang perlu dicukupi untuk mencairkan dana hibah tersebut.
Dana hibah sebesar Rp 9 miliar itu tidak hanya untuk Museum SBY-Ani. Tetapi
juga untuk hal lain.
Baca Juga:
Rumuskan Prioritas Pembangunan 5 Tahun ke Depan, Pemkab Tapteng Gelar Musrenbang RPJMD 2025–2029
Hibah itu bantuan keuangan (BK). Bila
uang itu akan dihibahkan ke Museum SBY-Ani, Heru menyebut, harus ada persyaratan
yang dilengkapi.
"Karena memang ada hal-hal yang
perlu dicukupi. Uangnya masih utuh Rp 9 miliar. Bukan hanya untuk museum, untuk
macam-macam," tegasnya.
Sementara itu, warga
Pacitan sendiri menganggap Museum SBY-Ani
diproyeksikan menjadi obyek wisata baru yang memperkaya wisata.
Baca Juga:
Groundbreaking RS Pratama Nias Barat Bakal Dihadiri Menkes, Bupati: Rampung Akhir Tahun Ini
Mereka menyamakan Museum SBY-Ani nantinya seperti Museum Soekarno atau
Bung Karno di Blitar.
Baik SBY dan Bung Karno sama-sama
sosok Presiden dan tokoh internasional.
"Ikonik pasti. Dan tidak
dimungkiri mungkin itu akan jadi destinasi wisata unggulan ke depan. Seperti di
Blitar ada museum dan makam Bung karno," kata Khoirul.