Pandangan serupa juga disampaikan Eni
Setyowati (41), warga Desa Kayen.
Secara pribadi, dirinya
tidak mengkultuskan tokoh tertentu, termasuk SBY.
Baca Juga:
Tutup Rangkaian HUT RI ke-80, Gubernur Al Haris Serukan Semangat Kolaborasi Bangun Jambi
Hanya saja,
keberadaan museum diperlukan sebagai bukti sejarah. Terlebih sebagai putra
daerah Pacitan, perjalanan karir SBY cukup gemilang.
Bahkan hingga menempati posisi
tertinggi sebagai Presiden RI selama dua periode.
"Museum SBY-Ani itu bisa menjadi bentuk bahwa Pacitan itu pernah punya generasi
yang bisa memimpin negara ini. Siapa tahu menginspirasi generasi muda. Sama
halnya di Blitar masyarakat sangat bangga dengan sosok Soekarno," imbuh
pegiat media yang kini mengajar di salah satu perguruan tinggi tersebut.
Baca Juga:
Persoalan Energi Jadi Hambatan Pengembangan KEK Sei Mangkei, MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Masyarakat Desak Pemerintah Bangun Infrastruktur Pipa Gas
Anggota DPRD Jatim Fraksi PDIP, Deni
Wicaksono, menilai, dana hibah tersebut lebih baik
digunakan Pemkab Pacitan untuk membantu warga di tengah pandemi Covid-19.
"Duit Rp 9 miliar itu bisa untuk
membeli beras 900 ribu kg, bisa dibagikan ke rakyat miskin.
Memfasilitasi lebih dari 500 ribu pelajar dengan bantuan paket data 1 GB, atau
memberi ribuan beasiswa untuk mahasiswa yang kesulitan membayar biaya kuliah di
masa pandemi," ujar Deni kepada wartawan, Rabu (17/2/2021).
Deni menjelaskan, dana hibah Rp 9
miliar tersebut dirasa tidak pas bila diberikan ke sebuah lembaga.