Saat banjir, ia sempat menyelamatkan kulkas namun kondisi air semakin meninggi membuat dirinya kewalahan. Ia sempat membawa bungkusan berisi pakaian tetapi kondisi kesehatan yang semakin tua sempat terseret arus sehingga pakaian semua basah.
Ia pun memutuskan untuk bertahan dalam rumah dengan kondisi banjir setinggi satu meter sampai menunggu air kembali surut.
Baca Juga:
Kasus Pelecehan Siswi Magang, Sekdis Pariwisata Maluku Diperiksa Polisi
"Sempat mau mengungsi, cuma air semakin meninggi, terpaksa memilih bertahan dalam rumah, tak bisa tidur karena pakaian semua basah," ucapnya.
Lebih lanjut, Anawiya berkata tidak lagi takut dengan banjir susulan. Jika terjadi banjir susulan mereka pasrah untuk terbawa arus banjir pasalnya pemerintah daerah Seram Barat tidak peduli dengan masyarakat terkait pembangunan talud penahan banjir.
"Sekali ini Jang kami lari lai, kalau air mau bawa kami, bawa saja, habis mau bikin bagaimana," kesalnya.
Baca Juga:
BMKG Deteksi Gempa M 5,5 di Ambon, Getaran Terasa Hingga Buru Selatan
Di tempat sama, Hasna Sangaji, warga Dusun Laala, mengaku dinding rumahnya roboh dan terbawa banjir. Tak hanya rumahnya, satu rumah milik warga yang berdekatan dengannya pun ikut hanyut terbawa arus banjir.
"Ada dua buah rumah, satu rumah saya dan satu rumah warga lain, dinding rumah yang terbelah itu hanyut terbawa air," katanya.
Selain dinding rumahnya tenggelam, banjir juga membawa sejumlah perabotan rumah tangga. Saat banjir bandang, Hasna dan keluarga sempat mengungsi ke rumah tetangga yang berada di tempat yang lebih tinggi