WahanaNews.co | Sebanyak lima rumah warga di Dusun Laala, Desa Loki, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku hanyut terbawa arus banjir pada Kamis (9/2) dini hari.
Selain itu, sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) harus mengungsi setelah ratusan rumah dilaporkan terendam banjir setinggi satu meter.
Baca Juga:
Kasus Pelecehan Siswi Magang, Sekdis Pariwisata Maluku Diperiksa Polisi
"Jumlah rumah yang terdampak banjir kurang lebih 200 unit dan 5 rumah masyarakat juga ada yang hanyut terbawa banjir," ujar Kepala Polres Seram Bagian Barat AKBP Dennie Andreas Dharmawan, Kamis (9/2).
Dharmawan menjelaskan intensitas curah hujan yang tinggi dengan durasi yang cukup panjang menjadi salah satu penyebab banjir di Dusun Laala, Desa Loki, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku.
Ia mengungkapkan Sungai Laala yang meluap karena belum dinormalisasi juga menjadi pemicu banjir. Sungai Laala tidak bisa menampung debit air akibat hujan yang mengguyur wilayah hulu pegunungan Laala sejak Rabu (8/2) malam hingga Kamis (9/2) dini hari.
Baca Juga:
BMKG Deteksi Gempa M 5,5 di Ambon, Getaran Terasa Hingga Buru Selatan
Anawiya Makassar, korban banjir mengeluhkan pembangunan talud penahan banjir yang tak kunjung dibangun Pemerintah Daerah Seram Bagian Barat.
Ia menuding salah satu pemicu banjir bandang karena Pemda Seram Barat hanya mengumbar janji manis kepada warga.
Ia mengatakan banjir terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah lereng pegunungan Laala selama empat jam.
Saat banjir, ia sempat menyelamatkan kulkas namun kondisi air semakin meninggi membuat dirinya kewalahan. Ia sempat membawa bungkusan berisi pakaian tetapi kondisi kesehatan yang semakin tua sempat terseret arus sehingga pakaian semua basah.
Ia pun memutuskan untuk bertahan dalam rumah dengan kondisi banjir setinggi satu meter sampai menunggu air kembali surut.
"Sempat mau mengungsi, cuma air semakin meninggi, terpaksa memilih bertahan dalam rumah, tak bisa tidur karena pakaian semua basah," ucapnya.
Lebih lanjut, Anawiya berkata tidak lagi takut dengan banjir susulan. Jika terjadi banjir susulan mereka pasrah untuk terbawa arus banjir pasalnya pemerintah daerah Seram Barat tidak peduli dengan masyarakat terkait pembangunan talud penahan banjir.
"Sekali ini Jang kami lari lai, kalau air mau bawa kami, bawa saja, habis mau bikin bagaimana," kesalnya.
Di tempat sama, Hasna Sangaji, warga Dusun Laala, mengaku dinding rumahnya roboh dan terbawa banjir. Tak hanya rumahnya, satu rumah milik warga yang berdekatan dengannya pun ikut hanyut terbawa arus banjir.
"Ada dua buah rumah, satu rumah saya dan satu rumah warga lain, dinding rumah yang terbelah itu hanyut terbawa air," katanya.
Selain dinding rumahnya tenggelam, banjir juga membawa sejumlah perabotan rumah tangga. Saat banjir bandang, Hasna dan keluarga sempat mengungsi ke rumah tetangga yang berada di tempat yang lebih tinggi
"Tadi malam tidur di rumah di pinggir jalan, rumah itu di ketinggian," pungkasnya.[zbr]