Operasi pencarian melibatkan personel dari Pos SAR Sibolga, TNI/Polri, BPBD, Polairud, hingga relawan yang dilengkapi dengan kendaraan SAR darat dan air, perlengkapan medis, alat komunikasi, serta drone thermal.
Putu menjelaskan bahwa putusnya akses jalan utama, tingginya gelombang air laut, padamnya listrik, dan gangguan jaringan telekomunikasi menjadi hambatan besar bagi tim di lapangan.
Baca Juga:
Indonesia Tak Lagi Aman dari Siklon Tropis, BMKG Ingatkan Warga Waspada
"Upaya pencarian tetap dilakukan dengan menyesuaikan kondisi keselamatan petugas," kata Putu.
Basarnas mengonfirmasi bahwa banjir bandang dan tanah longsor berdampak signifikan terutama di Kabupaten Tapanuli Tengah yang meliputi Kecamatan Badiri, Pinangsori, Lumut, Sarudik, Tukka, Pandan, Sibabangun, Tapian Nauli, dan Kolang.
Data sementara menunjukkan lebih dari 1.902 keluarga terdampak di Tapanuli Tengah dengan jumlah terbanyak berada di Kecamatan Kolang yang mencapai 1.261 keluarga.
Baca Juga:
Banjir Putus Total Akses Padang–Bukittinggi, Kendaraan Macet Sejak Pagi
"Satu keluarga berjumlah empat orang dinyatakan meninggal dunia akibat tertimbun longsor," ujar Putu.
Di Tapanuli Selatan, banjir bandang dan longsor menerjang wilayah Aek Ngadol, Hutagodang, Garoga, Batuhoring, dan Hapesong Baru yang berada di Kecamatan Batang Toru, dengan catatan enam warga meninggal dan tujuh lainnya terdampak longsor di Parsariran, Hapesong Baru.
Sementara di Kota Sibolga, mayoritas korban berada di Kecamatan Sibolga Selatan dengan laporan delapan orang meninggal dunia dan 21 warga masih hilang.