Putu menambahkan bahwa tiga lokasi pengungsian telah disiapkan, yaitu GOR Pandan di Tapanuli Tengah, gedung SMPN 5 Parombunan di Kota Sibolga, serta RS Bhayangkara Batang Toru dan sejumlah titik pengungsian desa untuk warga Tapanuli Selatan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa cuaca ekstrem di Sumatera Utara dalam sepekan terakhir merupakan dampak dari Siklon Tropis Senyar yang berasal dari Bibit Siklon Tropis 95B sejak Jumat (21/11/2025) di perairan timur Aceh kawasan Selat Malaka.
Baca Juga:
Indonesia Tak Lagi Aman dari Siklon Tropis, BMKG Ingatkan Warga Waspada
Kepala BBMKG Wilayah I Hendro Nugroho menjelaskan bahwa keberadaan siklon tersebut menyebabkan hujan turun setiap hari dengan intensitas lebat hingga ekstrem di sejumlah wilayah.
Data UPT BMKG menunjukkan intensitas hujan mencapai level tertinggi di ARG Pakkat sebesar 238,4 mm pada Selasa (25/11/2025) dan diikuti angka tinggi lain seperti Stamet F.L Tobing 229,7 mm, ARG Tapanuli 176,4 mm, Pos Hujan Hapesong 149,7 mm, ARG Teluk Dalam 157,6 mm, ARG Arse 158,2 mm, ARG Salak 110 mm, serta AWS Hinai Langkat 93,8 mm.
BMKG menambahkan bahwa Siklon Tropis Senyar meningkatkan potensi hujan ekstrem, angin kencang, dan gelombang tinggi, sementara kelembapan udara yang sangat tinggi membuat kondisi atmosfer semakin basah dan memperkuat peluang terjadinya cuaca ekstrem.
Baca Juga:
Banjir Putus Total Akses Padang–Bukittinggi, Kendaraan Macet Sejak Pagi
BMKG juga mencatat bahwa fenomena IOD negatif diperkirakan bertahan hingga Desember 2025 sehingga suplai uap air meningkat terutama di pesisir barat Sumatera Utara.
Selain itu, gelombang atmosfer yang masih aktif di wilayah Sumatera Utara turut menambah suplai uap air yang memicu hujan lebat hingga sangat lebat di berbagai daerah.
BMKG mengidentifikasi wilayah yang berpotensi mengalami hujan intensitas tinggi meliputi: