WahanaNews.co | Bupati Terpilih Kabupaten Sabu Raiju, Nusa Tenggara Timur (NTT), Orient P Riwu Kore, tengah berada dalam polemik status kewarganegaraannya
yang diketahui masih menjadi warga negara Amerika Serikat (AS).
Padahal, sebelumnya Orient menyatakan sudah memiliki KTP elektronik yang
diterbitkan oleh Dinas Dukcapil Kota Kupang, Provinsi NTT.
Baca Juga:
NTT Pertiwi, Program Unggulan Ansi-Jane Berdayakan UMKM Kaum Perempuan
Di tengah polemik tersebut, Orient
ternyata mempunyai misi mulia, rela kembali ke Kabupaten Sabu Raijua dan ikut
dalam kontestasi Pilkada Serentak Tahun 2020 setelah hidup mapan di Amerika
Serikat selama kurang lebih 30 tahun.
Hal itu disampaikan Orient dalam laman
Facebook pribadinya yang
di-posting pada 20 September 2020.
"Saya punya tekad akan kembali dan
saya akan bangun Kabupaten Sabu Raijua. Itu yang menjadi latar belakang saya
(ikut Pilkada Kabupaten Sabu Raijua)," ujar Orient, dalam
video yang diunggahnya di laman Facebook pribadinya, sebagaimana dikutip pada Rabu (3/2/2021).
Baca Juga:
Koalisi Demokrat-PSI, Poros Baru Pilkada NTT, Usung Beni Harman dan Jane Natalia Suryanto
Orient mengaku, panggilan
untuk kembali ke Sabu Raijua sudah ada sejak Tahun 2003.
Saat itu, ayahnya, Agustinus David
Riwu Kore, dan kakaknya, Jeriko atau Jefri Riwu Kore, pergi mengunjungi dia, istri, dan anak-anaknya di Amerika.
Orient, kala
itu, bekerja sebagai supervisor
untuk sebuah proyek pembangunan border
antara Amerika dan Meksiko.
"(Saat itu) Bapa saya usulkan,
daripada beta bangun negara superpower
Amerika, mendingan beta pulang ke Kupang untuk mencalonkan diri sebagai Bupati.
Saat itu, Sabu Raijua masih di bawah Kabupaten Kupang," ungkap dia.
Orient anggap permintaan bapaknya
sebagai amanah. Namun, saat itu, Orient tidak terlalu menanggapi permintaan
tersebut, karena anak-anaknya masih kecil.
Setelah itu, dia juga tidak memikirkan
permintaan bapaknya.
Belasan tahun kemudian, tepat Tahun
2016, Orient memutuskan untuk pergi mengunjung Pulau Sabu.
Dia pulang pada Mei 2016, dan
mengelilingi Pulau Sabu dari Liae, menuju Mesara, Seba, Sabu Tengah, Sabu Timur, dan kembali ke Liae.
Orient menemukan situasi yang
memprihatikan, Sabu Raijua yang dia tinggali tetap
sama, tidak ada perubahan sama sekali.
"Saya lihat jalan-jalan pada rusak,
pembangunan-pembangunan banyak yang mangkrak. Lalu saya berpikir, selama 30
tahun saya tinggalkan Sabu dan saya pergi ke Amerika, itu tidak ada perubahan
sama sekali. Baik waktu masih di bawah naungan Kabupaten Kupang maupun ketika
berdiri sebagai Kabupaten sendiri, tidak ada perubahan. Jadi, setelah saya
keliling Sabu, kehidupan masyarakat Sabu yang susah, sulit untuk mencari hidup,
mencari uang sulit," tutur dia.
Setelah itu, Orient pulang ke Amerika, dan kembali mengingat permintaan bapaknya pada tahun 2003 lalu.
Akhirnya, dia berpikir amanah bapaknya
harus ditanggapi dan dilakukan untuk kembali ke Sabu Raiju, membangun kabupaten
Sabu Raijua.
Sejak 2016, Orient intens pulang ke
Sabu Raijua. Dalam setahun (2017 hingga 2019), 2
sampai 3 kali dia pulang ke Sabu Raijua.
"Setelah itu saya sering turun ke
Sabu, tiap tahun dari 2017, 2018, 2019, 2 atau 3 kali mengunjung Sabu dan saya
melihat bagaimana kehdiupan orang Sabu begitu sulit untuk mengubah hidup
mereka. Oleh sebab itu saya punya tekad saya akan kembali dan saya akan bangun
Kabupaten Sabu Raijua," pungkas Orient. [qnt]